Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas menyatakan adanya pandemi Covid-19, bisa berdampak naiknya biaya penyelenggaraan ibadah haji. Menag menjelasakna apa saja faktor yang mempengaruhi lonjakan pembiayaan haji.
"Dapat dimaklumi bersama bahwa pelaksanaan haji di masa pandemi seperti sekarang ini akan berkonsekuensi pada pembiayaan. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi pembiayaan, sehingga diperlukan penyesuaian BPIH. Terdapat 4 variabel berpengaruh, yaitu kuota, prokes, pajak tambahan, dan kurs,” kata Yaqut di kompleks parlemen Senayan, Senin (15/3/2021).
Baca Juga
Yaqut menyebut, apabila kuota jemaah haji semakin kecil, maka semakin besar biaya untuk calon jemaah haji.
Advertisement
"Secara matematis makin kecil kuota jemaah yang diberangkatkan, maka semakin besar beban biaya per orangnya,”ujarnya.
Meski demikian, Menag belum membeberkan berapa kisaran besaran biaya haji tahun ini. Salah satu kenaikan biaya menurutnya adalah penerpaan protokol kesehatan ketat dan biaya transportasi di mana ada kewajiban tes PCR hingga jaga jarak kursi penumpang.
"Kami berharap ada kesepahaman atau sinkronisasi antara ketentuan protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan penerapannya dalam kegiatan transportasi menurut Kementerian Perhubungan, terutama mengenai jarak fisik atau physical distancing dan persyaratan test swab,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Optimis Digelar Tahun Ini
Yaqut mengaku masih optimistis ibadah haji 2021 akan digelar. Dia berharap haji tahun ini tidak ditutup seperti tahun lalu.
"Kami optimis, pemerintah optimis kemungkinan diselenggarakannya ibadah haji tahun ini masih sangat terbuka. Hal ini ditandai dengan telah dilakukan vaksinasi di Saudi sebagaimana di Indonesia dalam rangka menangani pandemi,” kata dia.
Advertisement