Liputan6.com, Jakarta - Belum lama dikeluarkan, meterai Rp 10.000 sudah ada yang memproduksi secara palsu. Sebanyak enam orang pun ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Soekarno-Hatta karena memproduksi meterai palsu.
"Benar, para tersangka adalah sindikat, yang bekerja rapi dan tertata secara sindikasi," kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta Kompol Alexander Yurikho, Rabu (17/3/2021).
Dari informasi yang didapat, polisi juga mengamankan ribuan lembar meterai senilai 10.000 yang sudah siap edar. Lengkap dengan alat pencetaknya.
Advertisement
"Yang jelas potensi pendapatan negara yang bisa diselamatkan mencapai puluhan miliar rupiah. Kita akan segera rilis beserta instansi terkait nanti siang," kata Alexander.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memperkenalkan materai tempel baru dengan nominal Rp 10.000 pada akhir 28 Januari 2021. Materai ini sebagai pengganti materai tempel lama desain 2014. Materai tempel baru tersebut sudah bisa diperoleh masyarakat di Kantor Pos seluruh Indonesia.
"Meterai tempel baru ini memiliki ciri umum dan ciri khusus yang perlu diketahui oleh masyarakat," ungkap Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat, Hestu Yoga Saksama, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (28/1/2021).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tengok Penampakan Meterai Rp 10.000
Ciri umum tersebut di antaranya terdapat gambar lambang negara Garuda Pancasila, angka "10000" dan tulisan "SEPULUH RIBU RUPIAH" yang menunjukkan tarif bea meterai, teks mikro modulasi "INDONESIA", blok ornamen khas Indonesia, dan seterusnya.
Sedangkan ciri khususnya adalah warna meterai didominasi merah muda, serat berwarna merah dan kuning yang tampak pada kertas, garis hologram sekuriti berbentuk persegi panjang yang memuat gambar lambang negara Garuda Pancasila, gambar bintang, logo Kementerian Keuangan, serta tulisan "djp" dan sebagainya.
Desain meterai tempel baru mengusung tema Ornamen Nusantara. Tema ini dipilih untuk mewakili semangat menularkan rasa bangga atas kekayaan yang dimiliki Indonesia dan semangat nasionalisme.
Advertisement