Sukses

Waduk Rawa Lindung Tercemar, Tebar Ikan PDIP Dipindah ke Hutan Kota

Kegiatan tebar ikan PDIP yang dihadiri Menteri KP dan Menpan RB di Waduk Rawa Lindung, Pesanggrahan, Jaksel terpaksa ditunda karena air tercemar limbah.

Liputan6.com, Jakarta - PDIP menunda kegiatan tebar benih ikan di Waduk Rawa Lindung Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut ditunda lantaran Waduk Rawa Lindung diduga tercemar pembuangan limbah tanpa izin.

Alhasil kegiatan yang dilakukan DPP PDIP bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo dipindah ke Hutan Kota Pesanggrahan.

Padahal jajaran DPP PDIP yang dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto bersama para ketua DPP, Menteri Trenggono, dan Menteri Tjahjo sudah di lokasi sejak sekitar pukul 07.30 WIB, Minggu (21/3/2021).

Akhirnya, Hasto bersama Ketua DPP Eriko Sotarduga menebar benih ikan itu di hutan kota Pesanggrahan Sangga Buana, Karang Tengah.

Selain tebar benih ikan, DPP PDIP juga akan menanam pohon. Benih tanaman telah disiapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Mohon maaf kemarin sudah dipersiapkan dari KKP sudah melakukan pengecekan, kualitas air di sini, tapi tadi malam ternyata ada yang membuang limbah di tempat ini. Sehingga warga tadi sempat mengeluhkan. Dan ini sudah biasa dibuang secara sembunyi-sembunyi. Sehingga ikan yang harusnya kita tebar di sini, ternyata tidak akan bisa hidup. Dan harus pindahkan," ujar Hasto, Minggu (21/3/2021).

Secara simbolik, penanaman pohon dilakukan oleh Hasto, Trenggono, dan Tjahjo Kumolo. Turut juga sejumlah Ketua DPP PDIP seperti Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu dan I Made Urip.

Menurut Hasto, walau tertahan dalam penebaran ikan di waduk, namun PDIP tetap menanam pohon.

Hasto menyebut, para pimpinan DKI yang berasal dari PDIP, seperti Joko Widodo, Basuki Thahaja Purnama alias Ahok, hingga Djarot Saiful Hidayat pernah hadir di Rawa Lindung.

Namun sayang, menurut Hasto program tersebut tak berkesinambungan hingga saat ini. Di lokasi memang ada dua alat berat pengeruk lumpur, namun Hasto menyampaikan curhat warga sejak 4 bulan lalu, alat berat itu hanya kerja selama 2 jam perhari.

"Mohon bantuan DPRD melakukan fungsi pengawasan, bahwa upaya membangun lingkungan yang asri apalagi menggunakan dana rakyat harus betul-betul dilakukan pengawasan," kata Hasto.

Hasto sangat menyayangkan limbah yang meracuni air waduk. Padahal, berdasarkan penjelasan dari Menteri Wahyu Trenggono, lahan waduk 1 hektare saja akan menghasilkan paling tidak 25-30 ton ikan mas atau nila yang dibudidayakan per-tiga bulan. Sehingga nilainya bisa mencapai Rp 3 miliar pertahun.

"Jadi itu potensi kalau airnya bersih. Kalau dari Pemda menegakkan aturan, siapa pun, entah itu industri konveksi tidak boleh membuang limbah di sini, maka ini akan punya potensi ekonomi. Untuk siapa? Yang mengelola, yakni untuk masyarakat," kata Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Gerakan Politik Hijau

Karena itu, Hasto menambahkan pihaknya takkan berhenti untuk terus menyuarakan gerakan penghijauan atau politik hijau itu. Selain memperindah dan menghasilkan oksigen yang baik, juga memiliki potensi ekonomi buat rakyat.

"Gerakan membersihkan lingkungan harus jadi jalan hidup bagi kita. Dan warga nanti bisa bayangkan bagaimana waduk ini bisa jadi tempat treking, olahraga, memancing bersama. Kami cuma pelopor, namun siap bekerja sama dan siap membantu anda semua agar lingkungan sini makin baik. Tentu saja dengan bantuan Pemda dengan politik anggarannya," pungkas Hasto.

Sementara Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengatakan pihaknya menghadirkan para anggota DPRD dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mereka dibagi ke waduk tersebut, dan kegiatan sejenis di Gelora Bung Karno, pada hari ini.

"Para anggota DPRD ini dipersiapkan jadi pemimpin di daerahnya masing-masing maupun di partai, untuk memahami bahwa menjaga lingkungan adalah menjaga hidup dan harus menjadi jalan hidup seperti pesan Ibu Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Eriko.