Sukses

DPRD DKI Sebut Lambatnya Pemadaman Kebakaran di Matraman karena Kurang Fasilitas

Tanpa dukungan fasilitas yang memadai, Hasbi menilai, dinas pemadam kebakaran akan dianggap sebagai pihak yang lambat menangani bencana.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas menyoroti manajemen penanggulangan kebakaran yang dinilai lambat dalam menangani kebakaran di Matraman, Jakarta Timur, hingga menewaskan 10 warga. 

"Di negara maju, alat-alat pemadam sudah luar biasa canggihnya, kita akui di Jakarta ini masih butuh support peningkatan fasilitas bagi pemadam dalam jalankan tugas, kita akan dorong itu,” kata Hasbi menyoroti musibah kebakaran di Matraman, Jakarta Timur, Minggu  (28/03/2021). 

Sebagai dewan yang duduk di Komisi A, Hasbi akan menyampaikan aspirasi tersebut. Menurutnya, tanpa dukungan fasilitas yang memadai, pengabdi rakyat di dinas pemadam, akan mendapat fitnahnya.

"Kita juga tidak menghendaki pemadam disalahkan lambat dan sebagainya, fasilitas untuk aksi penyelematan ini penting,” tandas tokoh muda asal Jakarta Timur itu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Apresiasi Kedatangan Anies

Dalam kesempatan yang sama, Hasbiallah juga mengapresiasi kehadarian Gubernur Anies Baswedan yang langsung turun menengok keluarga korban meninggal dan korban selamat. 

“Bagus kerja gubernur, PKB apresiasi kehadiran langsung beliau ke lokasi,” tandasnya.

Sebagai salah satu tokoh masyarakat di Jakarta, Hasbi juga menyampaikan duka cita mendalam musibah kebakaran di Matraman yang menelan hingga sepuluh korban jiwa.

"PKB sampaikan duka mendalam kepada keluarga korban, semoga diberi kesabaran,” kata dia.

Rencananya, PKB akan hadir sekaligus memberi support kepada keluarga korban. “kita support dan doakan, ini ujian berat di tengah pandemi, mau masuk ramadan pula,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, tragedi kebakaran masih menyisakan luka bagi kelurga korban. kejadian kebakaran rumah kontrakan di daerah Matraman Jakarta Timur menelan korban Nyawa hingga sepuluh orang itu di diduga terjebak posisi bangunan kontrakan Yang tidak memiliki akses jalan keluar.