Sukses

Al Chaidar Sebut Pelaku Gunakan Cara Lama dalam Menyerang Mabes Polri

Chaidar menjelaskan, penyerangan Mabes Polri oleh orang tidak dikenal yang diduga kelompok teroris menggunakan cara tradisional lama.

Liputan6.com, Jakarta - Penyerangan aksi dugaan teroris kembali terjadi dan mengincar Mabes Polri. Sempat terjadi baku tembak antara Polisi dengan seseorang yang tidak dikenal.

Pengamat teroris, Al Chaidar mengungkapkan dirinya telah menduga akan terjadi hal tersebut usai pengeboman gereja Katedral, Makassar, Minggu 28 Maret 2021.

Al Chaidar mengatakan, aksi serangan yang terjadi di Mabes Polri sudah menjadi prediksinya dan berkaitannya dengan aksi bom bunuh diri di gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Menurutnya, penyerangan yang terjadi di Mabes Polri diduga merupakan kelompok teroris.

"Karena mereka bales dendam, iya pasti ada itu (berkaitan)," ujar Chaidar, Rabu (31/3/2021).

Chaidar menjelaskan, penyerangan orang tidak dikenal yang diduga kelompok teroris menggunakan cara tradisional lama. Menurutnya, kelompok tersebut target utamanya adalah aparat keamanan. Dirinya tidak heran apabila kantor Polisi maupun aksi kali ini dilakukan di Mabes Polri.

“Gereja itu kan sasaran kedua, sasaran awal aparat keamanan dan itu sasaran tradisional mereka,” terang Chaidar.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kantor Polisi di Depok Dijaga Ketat

Sementara itu, pasca penyerangan Mabes Polri oleh orang tidak dikenal dan terjadi baku tembak, sejumlah kantor polisi baik Polres maupun Polsek dijaga ketat. Terpantau di lapangan, Polres Metro Depok menjaga ketat akses masuk dan keluar di kantor tersebut. Begitu pun di kantor polisi di tiap Polsek menerapkan sistem yang sama.

Kapolsek Limo, Kompol Tata Irawan mengatakan, melakukan pengetatan di akses keluar masuk Polsek Limo. Tamu yang datang ke Polsek Limo dilakukan pemeriksaan dalam skala prioritas. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

“Kita perketat pengamanan tamu yang masuk kita periksa terlebih dahulu,” terang Tata.

Tata menuturkan, tamu yang datang membawa tas maupun barang akan di periksa secara detail. Anggota yang melakukan piket tetap bersiaga dan diberikan tugas secara bergantian selama 12 jam.

“Kami menindaklanjuti instruksi dari atas, intinya kita melakukan pengetatan sesuai protap,” tutup Tata.