Liputan6.com, Jakarta - Rumah terduga teroris ZA (25) penyerang Mabes Polri, Jakarta Selatan sudah terlihat biasa. Rumah yang berada di sekitar Ciracas, Jakarta Timur sudah tak ada penjagaan aparat kepolisian.
Berdasarkan pantauan merdeka.com di lokasi sekitar pukul 07.17 WIB di rumah ZA pun sudah terlihat lengang dan sepi. Ggaris polisi pun yang sebelumnya membentang juga sudah tidak lepas oleh aparat.
Di sekitar rumah ZA, telihat warga sekitar yang beraktivitas seperti biasa dan sesekali ada yang sengaja melihat langsung kediamannya.
Advertisement
Sementara dari salah satu warga yang ditemui di lokasi mengatakan, kalau keluarga ZA saat ini sudah tidak ada di rumah. Seluruh anggota keluarga telah dibawa petugas ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati Jakarta Timur.
"Sepi mas, sudah ke RS semalem. Sepengetahuan saya sih sudah dimakamkan di TPU Pondok Rangon," kata dia.
Dikabarkan sebelumnya, Jenazah ZA (25), penyerang Mabes Polri, akan dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. ZA sebelumnya ditembak polisi setelah masuk ke areal Mabes Polri dan melepaskan tembakan ke arah aparat.
"Ya untuk lokasi pemakaman sudah kita koordinasikan dengan satuan pelaksana yang ada di Pondok Ranggon, sudah kita koordinasikan," kata Lurah Kelapa Dua Wetan Sandy Adamsyah ditemui di kediaman ZA, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (31/3) malam.
Namun Sandy mengaku belum bisa memastikan waktu pemakaman ZA.
"Intinya untuk waktu pemakaman almarhumah, belum bisa memberikan keterangan apa pun karena masih dalam pemeriksaan dari RS Polri," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rumah Orangtua
ZA diketahui menempati sebuah rumah milik orang tuanya di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Di sana dia hidup bersama ketiga saudaranya.
"Rumah orang tuanya. Jadi dia terdiri dari enam bersaudara, ini masih tinggal di rumah ini tiga bersaudara, ya ZA ini anak bungsu. Jadi ini rumah orang tuanya," kata Sandy.
Menurut Sandy, ZA merupakan pribadi yang tertutup. "Intinya saya hanya menyampaikan secara garis besar, almarhumah ini agak tertutup orangnya," ucap Sandy.
Sandy yang masuk ke kediaman ZA mengaku melihat banyak hal. Ia juga sempat melihat sejumlah lembaran kertas yang diduga surat wasiat ZA.
"Jadi banyak yang saya lihat tapi bukan wewenang saya. Mungkin ada secarik kertas tulisan tangan, saya tidak tahu isinya apa. Intinya yang saya dengar dari kakaknya itu sebuah izin atau wasiat," ujar Sandy.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement