Sukses

Ketua RT Sebut Terduga Teroris di Banyumas Jarang Bergaul

Terduga teroris penghuni rumah kontrakan yang digeledah Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Sumampir, Banyumas, Jawa Tengah, jarang bergaul dengan warga sekitar.

Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris penghuni rumah kontrakan yang digeledah Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Sumampir, Banyumas, Jawa Tengah, jarang bergaul dengan warga sekitar. Ketua RT 09 RW 02 Kelurahan Sumampir, Kharisun, mengatakan pria itu sudah dua tahun tinggal di lingkungan tersebut.

"Dia juga jarang pulang dan jarang ikut kegiatan RT," kata Kharisun soal penggeledahan rumah terduga teroris di Kelurahan Sumampir RT 09 RW 02, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Jumat malam.

Menurut dia, rumah tersebut dikontrak oleh seorang pria berinisial E bersama istri dan lima anaknya.

Kendati pria yang berprofesi sebagai penjual produk herbal itu jarang bergaul, dia mengatakan istri E cukup rajin mengikuti kegiatan RT.

Kharisun mengatakan Tim Densus 88 Antiteror yang dibantu personel Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas mendatangi rumah itu sekitar pukul 17.00 WIB, Jumat (2/4/2021). Pada saat bersamaan, seluruh akses jalan menuju tempat itu dijaga polisi bersenjata lengkap.

"Tadi saya sempat mengobrol dengan polisi, katanya suaminya (suami penghuni rumah itu, red.) sudah ditangkap di Yogyakarta. Jadi, tadi hanya penggeledahan saja," kata Kharisun terkait penangkapan terduga teroris tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Hasil Penggeledahan

Kharisun mengaku tidak mengetahui apa saja yang diambil Densus 88 Antiteror dari rumah itu.

Seperti diwartakan, sebuah rumah yang di Jalan Kenanga, RT 09/RW 02, Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, digeledah oleh Densus 88 Antiteror, Jumat sore.

Kapolresta Banyumas Komisaris Besar M Firman L Hakim mengatakan pihaknya dimintai tolong oleh Densus 88 untuk mem-backup olah tempat kejadian perkara di rumah yang terdapat spanduk bertuliskan "Griya Herbal Purwokerto" itu.

"Jadi, saya enggak tahu betul kasusnya, saya cuma ditelepon Densus untuk mem-backup olah TKP saja. Saya saja enggak boleh masuk," kata Firman.

Oleh karena itu, dia tidak tahu apa saja yang dibawa Densus dari rumah tersebut.