Liputan6.com, Jakarta - Peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat kubu Moeldoko, Max Sopacua, mengingatkan Andi Mallarangeng untuk tidak arogan merespons keputusan penolakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) terkait hasil dari KLB di Deli Serdang pada awal bulan kemarin.
Menurut Max, kubunya baru saja memulai tabuh pertarungan babak pertama.
Baca Juga
"Andi Mallarangeng jangan dulu arogan dengan keputusan Kemenkum HAM kemarin. Pak Menteri saja menyarankan (pihak KLB Demokrat di Sumut) ke pengadilan," kata Max percaya diri saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu 3 April 2021.
Advertisement
"Pertarungan baru babak pertama masih ada babak-babak berikut lagi," sambung Max.
Dia juga mengomentari soal pernyataan Andi yang menyarankan Moeldoko mundur dari jabatannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Dia menilai hal itu berlebihan.
"Ini seperti orang kehilangan akal. Karena tidak ada kalimat lain selain abal-abal, begal politik. meminta Pak Moeldoko mundur dari KSP,” kritik Max.
Max menambahkan, dia juga tidak sepakat dengan saran Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat kubu AHY itu yang mengusulkan Moeldoko mencalonkan jadi Gubernur DKI. Max malah balik menyinggung kekalahan AHY di Pilkada DKI 2017 pasca menarik diri dari kedinasannya di dunia militer.
"Mas AHY jadi calon gubernur lebih tepat untuk menghapus kekecewaan 4 tahun lalu. Kan (2017) tersungkur di putaran pertama." ucap dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Wacana Mendirikan Partai Baru
Soal saran Andi kepada Max dan dan Partai Demokrat kubu Moeldoko agar membuat partai baru, ditegaskannya ahwa Demokrat adalah darah dan keringatnya. Ia justru menuduh pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan 58 tahun lalu itu sebagai penikmat belaka.
"Partai Demokrat itu darah dan keringat kami. Anda itu kelompok penikmat malah memanipulasi dengan menghilangkan 99 pendiri dan menempatkan SBY sebagai pendiri di samping Ventje Rumangkang yang sudah almarhum," dia menandasi.
Advertisement