Sukses

Jokowi: Sikap Tidak Toleran yang Disertai Kekerasan Fisik Harus Dihilangkan

Jokowi menambahkan, saat ini pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong moderasi beragama yang saling menghargai.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, pemerintah Indonesia tidak akan mentoleransi setiap bentuk kekerasan berbasis organisasi keagamaan. Menurut Jokowi, bentuk kekerasan oleh organisaai agama, baik itu berbentuk verbal dan fisik, dapat menimbulkan perpecahan.

"Sikap yang tidak toleran, apalagi disertai dengan kekerasan fisik dan verbal harus hilang dari bumi pertiwi Indonesia, sikap keras dalam beragama dan menimbulkan perpecahan," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional ke-IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) secara daring, Rabu (7/4/2021).

Jokowi menambahkan, saat ini pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong moderasi beragama yang saling menghargai. Sebab, dengan saling menghargai, sikap toleransi akan bisa terwujud.

"Adalah sebuah keharusan saling menghargai segala perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain sehingga tercapai kesamaan sikap yang saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan," yakin Jokowi.

Jokowi berharap, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sebagai organisasi dapat terus menjunjung tinggi moderasi dan toleransi, sebagai komitmen serta menjauhkan pandangan eksklusif terhadap kelompok lainnya.

"Komitmen LDII harus diteruskan dan ditingkatkan lagi, yang sangat menghormati agama lain, jangan ada pandangan untuk menjauh dari kelompok-kelompok Islam lainnya," tegas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Meningkatkan Toleransi

Oleh karena, itu Presiden mengajak jajaran pimpinan, keluarga besar LDII untuk selalu menyuarakan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan.

"Untuk selalu melaksanakan sikap terbuka terhadap perbedaan-perbedaan untuk bergaul, bergotong-royong bersama dalam perbedaan, termasuk perbedaan pandangan keagamaan," jelas Presiden.