Sukses

BMKG: Siklon Tropis Seroja Diprediksi Meningkat 24 Jam ke Depan

Kemudian arah gerak siklon ini terpantau menjauhi wilayah Indonesia menuju ke barat daya dengan kecepatan 6 knots atau 10 kilometer per jam.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Siklon Tropis Seroja diprediksi mengalami peningkatan intensitas dalam 24 jam ke depan.

Berdasarkan analisis, Rabu (7/4/2021) pukul 01.00 WIB, posisi Siklon Tropis Seroja berada di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat, 12.3 LS, 118.8 BT atau sekitar 335 kilometer sebelah selatan-barat daya Waingapu.

Kemudian arah gerak siklon ini terpantau menjauhi wilayah Indonesia menuju ke barat daya dengan kecepatan 6 knots atau 10 kilometer per jam.

Prediksi dari hasil analisis tersebut, BMKG menyimpulkan posisi pergerakan siklon akan cenderung menuju Samudera Hindia sebelah selatan Bali, 14.4 LS, 115.7 BT atau sekitar 730 kilometer sebelah barat daya Waingapu dan menjauhi wilayah Indonesia.

"Kendati cenderung menjauhi wilayah Indonesia, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang dapat terjadi di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Serta hujan intensitas sedang di Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangannya.

BMKG juga memprakirakan dampak dari siklon tersebut akan memicu adanya gelombang setinggi 2,5-4 meter di perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali, Perairan selatan Sumba hingga Rote.

Selanjutnya, gelombang setinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Perairan selatan NTB hingga selatan Pulau Sumba.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mengambil Tindakan Mitigasi

Melihat hasil analisa dan prakiraan cuaca ekstrem itu, BMKG meminta pemangku kebijakan dapat meningkatkan kapasitas dan mengambil tindakan mitigasi dan pengurangan risiko bencana ke depannya.

"Selain itu, masyarakat juga diminta waspada dan dapat mengantisipasi segala sesuatu dalam kaitan potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca tersebut. Dalam hal ini, masyarakat diharapkan selalu memantau perkembangan data dan informasi prakiraan cuaca dari BMKG dan mengikuti segala arahan dari pihak berwajib," kata Raditya.

Â