Liputan6.com, Jakarta Bumi Flobamora kini tengah berduka usai sejumlah wilayah di Flores Timur, Nusa Tenggara Timut (NTT) luluh lantak akibat terjangan banjir bandang, Minggu malam, 4 April 2021.
Hingga Rabu (7/4/2021) siang, jumlah korban meninggal dilaporkan telah mencapai 124 orang. Mereka berasal dari 9 kabupaten kota yang tersebar di Flores Timur hingga Kota Kupang.
Baca Juga
Sampai saat ini, misi kemanusian hingga bala bantuan terus mengalir ke sejumlah wilayah terdampak. Selain makanan dan obat-obatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan Rp 500 ribu per bulan ke para pengungsi yang rumahnya rusak parah diterjang banjir bandang.
Advertisement
Bantuan tersebut bertujuan agar warga bisa menyeawa rumah untuk mencegah potensi penularan Covid-19 di tenda pengungsian.
"Penting bagi kita untuk memperhatikan kondisi tenda pengungsi yang sempit, sehingga menjadi potensi penularan COVID-19. Untuk itu BNPB dan Pemerintah Provinsi NTT akan memberikan ini," kata Doni dalam siaran persnya, Rabu.
Misi kemanusian untuk mencari korban yang hilang juga terus digencarkan. Salah satunya dengan menurunkan anjing pelacak dan menurunkan puluhan marinir ke lokasi terdampak.
Berikut kondisi terbaru dari para korban terdampak banjir bandang di Flores Timur, NTT dihimpun dari Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. 124 Warga Meninggal dan 74 Orang Hilang
BNPB menyatakan, ada penambahan jumlah korban jiwa akibat bencana alam seperti banjir bandang hingga tanah longsor di NTT hingga Rabu pukul 14.00 WIB.
"Data 124 jiwa meninggal dunia dan 74 orang hilang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam diskusi virtual, Rabu (7/4/2021).
Dia menjelaskan, warga NTT yang menjadi korban meninggal tersebut tersebar di sejumlah wilayah. Sebanyak 67 korban meninggal tersebut ada di Kabupaten Flores Timur, 28 orang Kabupaten Lembata, 21 orang Kabupaten Alor, dan tiga orang di Kabupaten Malaka.
Lalu, dua orang meninggal di Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Kupang, Kota Kupang, serta Kabupaten Ende masing-masing satu orang.
Sedangkan yang masih dinyatakan hilang paling banyak di Kabupaten Lembata yakni 44 orang. "Enam orang di Flores Timur dan 24 orang di Kabupaten Alor," ucap dia.
Advertisement
2. 129 Orang Luka-Luka
Selain korban meninggal dan dilaporkan masih hilang, mereka yang terluka juga cukup banyak. Saat ini total sementara mereka yang luka-luka berjumlah 129 orang.
Ada sekitar  4 ribuan warga yang menjadi korban bencana alam akibat siklon tropis Seroja ini.
Raditya juga menyatakan, akibat bencana tersebut 1.962 rumah warga di NTT terdampak. Rinciannya, rumah rusak berat 688 unit, kerusakan ringan 154 unit, dan rusak sedang 272 unit.Â
3. BNPB Beri Rp 500 Ribu per Keluarga per Bulan ke Pengungsi
Selain itu, guna meringankan penderitaan para korban banjir bandang, pemerintah juga memberikan bantuan dana hunian sementara sebesar Rp 500 ribu per keluarga per bulan bagi para pengungsi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dana tersebut adalah dana bantuan bagi para korban bencana alam banjir bandang yang rumahnya terdampak.
Kepala BNPB Doni Monardo berharap dana bantuan itu dapat digunakan masyarakat untuk mencari rumah sewa atau tempat tinggal di sanak kerabat yang tidak terdampak. Tujuannya, agar sebagian dari mereka tidak berkumpul dan berkontak langsung dalam tenda pengungsian yang padat.
Doni menjelaskan bahwa data warga yang rumahnya terdampak bencana untuk diberikan bantuan akan didata terlebih dahulu oleh pemerintah daerah setempat.
"Warga yang rumahnya rusak dan tidak bisa dihuni akan didata terlebih dahulu oleh pemerintah daerah setempat, seperti pengumpulan nama, KTP, dan persyaratan lainnya," kata Doni.
Doni menambahkan, jika data sudah terkumpul dan telah terverifikasi, BNPB akan memberikan bantuan dana itu. Sehingga warga bisa langsung menempati rumah sanak kerabatnya.
Advertisement
4. Misi Kemanusiaan di NTT
Selain bantuan berupa materil, pemerintah juga menerjunkan pasukan untuk misi kemanusiaan di Nusa Tenggara Timur (NTT).Â
Hal itu dilakukan pagi ini di Lanud Halim Pedanakusuma atas perintah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Kami kirimkan 22 Prajurit Korps Marinir TNI AL untuk melaksanakan Satuan Tugas (Satgas) Kemanusiaan, Penanggulangan Bencana di NTT," kata Suhartono lewat siaran persnya, Rabu (7/4/2021).
Suhartono menjelaskan, misi kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh Mayor Marinir Donni sebagai Komandan Satgas. Diketahui, Doni sehari-harinya menjabat sebagai Pasiops Batalyon Angmor 1 Marinir TNI Angkatan Laut.
ada pun perlengkapan yang dibawa Satgas Kemanusiaan kali ini antara lain: 1 Unit Ambulance, 3 Unit Tenda Singapore, 2 Unit Tenda Malvinas, 22 buah Fiellabind, 7 tabung oksigen, 7 set bedah minor, 1 Kat dokter, 3 Kat rawat, Obat Obatan dan alkes dukungan Diskes AL.