Liputan6.com, Jakarta - Rabu pagi, dengan diantar orangtuanya, Madhina bergegas menuju sekolahnya di SMK Negeri 15 Jakarta, saat hujan masih mengguyur Ibu Kota.
Semangat siswi kelas X warga Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan itu tidak surut karena ini merupakan kedatangannya perdana di sekolah yang berada di Jalan Mataram, Kebayoran Baru.
Setibanya di sekolah, ia dan sejumlah pelajar lainnya sudah disambut para guru. Mereka kemudian diarahkan untuk cuci tangan dan mengukur suhu tubuh sebelum masuk kelas.
Advertisement
Langkahnya ketika memasuki kelas yang berada di lantai dua juga lebih mantap. Hal itu karena pada sekolah tatap muka perdana, ia menggunakan sepatu baru.
"Sepatu sebelumnya sudah tidak muat, setahun tidak pakai," katanya diselingi senyum, Rabu (7/4/2021).
Tak hanya sepatu, ia juga baru membeli dasi merah putih sebagai pelengkap seragam Pramuka yang dikenakan khusus Rabu.
Tampaknya pandemi virus corona ini memang membuat para pelajar menyesuaikan diri, tak hanya soal sandang atau kebutuhan pelengkap untuk sekolah, tapi juga suasana baru yang membuat mereka 'canggung' sekaligus senang.
Ia pun mengaku tidak begitu khawatir saat harus sekolah tatap muka karena menerapkan protokol kesehatan.
Rasa yang sama juga dirasakan siswi lainnya yakni Putri Prasticha yang mengaku antusias kembali ke bangku sekolah meski baru uji coba.
Bersosialisasi dengan teman dan bertemu langsung dengan sang guru seakan menjadi keseruan tersendiri atau bahkan penyemangat baru.
Tak hanya bagi pelajar, guru pun juga senang kembali mengajar secara langsung meski dalam kondisi terbatas.
Dita Arlita, guru yang mengajar korespondensi dari jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) mengungkapkan dalam pelajaran tatap muka itu, ia akan mengoptimalkan praktik langsung kepada siswa.
Cara itu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan setelah selama ini lebih banyak belajar daring melalui aplikasi Google yang menekankan teori.
"Ketika disuruh masuk, saya senang banget langsung praktek," ucap guru yang saat ini tengah mengandung tujuh bulan itu seperti dikutip Antara.
Demikian sekelumit keseruan yang dialami para pelajar di Jakarta yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. Uji coba yang dimulai Rabu (7/4/2021) ini akan dilaksanakan hingga 29 April 2021.
Durasi kegiatan belajar-mengajar dibatasi 3-4 jam setiap sesinya, selain itu jumlah peserta didik dibatasi maksimal 50 persen karena mereka harus menjaga jarak 1,5 meter. Dari pantauan di lapangan, pelaksanaan PTM ini mendapat sambutan yang positif, khususnya dari orangtua murid.
Kepala Sekolah SDN 15 Cipete Utara Tri Cahyadi mengungkapkan, jumlah orangtua yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN 15 lebih dari 50 persen. Padahal pada awal wacana pembelajaran tatap muka, sebagian besar orangtua murid tidak mengizinkan anaknya untuk kembali ke sekolah.
"Totalnya dari satu sekolah ini, 78 persen yang orangtuanya mengizinkan sekolah tatap muka. Padahal tadinya banyak yang tidak setuju, tapi karena orangtua juga melihat seperti apa protokol kesehatan yang kita terapkan, jadi banyak yang setuju," kata Tri saat ditemui di SDN 15 Cipete Utara, Jakarta Selatan, Rabu.
Karena jumlah peserta didik yang dibolehkan belajar tatap muka di SDN 15 mencapai 78 persen, maka kata Tri, SDN 15 membuka 2 sesi pembelajaran. Sesi pertama dimulai pukul 07.00-09.00 WIB, sesi kedua pukul 09.30-12.30 WIB.
Sebelum membuka sesi kedua pun pihak sekolah akan menyemprotkan disinfektan ke bangku dan meja peserta didik.
Tri memastikan, peserta didik yang datang ke sekolah telah mendapatkan izin orangtua. Hal ini seperti arahan Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahwa sekolah harus memastikan peserta didik yang datang ke sekolah sudah mendapat izin dari orangtua melalui surat pernyataan resmi.
Selain itu, sekolah juga harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada orangtua dan murid mengenai pembelajaran tatap muka.
"Jadi yang tadinya orangtua itu tidak setuju, lalu berubah pikiran, boleh ganti pilihan tapi harus buat surat lagi. Nanti surat lamanya dicabut. Kita sudah sosialisasi juga," ujarnya.
"Jadi misalnya kelas 4B yang orangtuanya mengizinkan hanya 22 orang, nah sisanya 8 orang ini tetap kita mengikuti pembelajaran secara online. Jadi bukan berarti dia libur, karena kan gurunya ngajarnya blended learning. Online dan offline," imbuh Tri.
Berdasarkan pantauan merdeka.com di lokasi, sarana dan prasarana protokol kesehatan yang disediakan SDN 15 Cipete Utara memang terbilang lengkap. Sekolah tersebut bahkan menyiapkan masker dan face shield bagi para guru dan peserta didik. Di setiap koridor juga terdapat beberapa tempat cuci tangan.
Bukan hanya menyediakan face shield dan masker di setiap kelas, SDN 15 juga menyiapkan ruang isolasi. Terdapat pula ruang UKS dengan guru pembina UKS dan tenaga kesehatan dari Pusekesmas Kelurahan Cipete Utara.
"Dari rumah mereka sebenarnya sudah harus pakai masker dan face shield, tapi kami memang juga siapkan 50 masker dan 50 face shield di setiap kelas setiap harinya untuk mereka," kata Tri.
Salah satu petugas Puskesmas Kelurahan Cipete Utara, Intan, mengatakan bahwa mereka memang ditugaskan untuk mengecek protokol kesehatan di sekolah tersebut. Bukan hanya itu, mereka juga akan membantu para guru untuk menangani jika ada murid yang sakit.
"Kita mengawasi penerapan protokol di sini, seperti tadi ada murid yang lewat dia pakai masker scuba, nah kita ingatkan gurunya supaya anak itu pakai masker bedah, tapi tadi lihat di ruang kelas sih sudah disiapkan," kata Intan saat ditemui di SDN 15 Cipete Utara, Jakarta Selatan.
"Lalu kalau urgent, guru UKS selalu standby dan bisa langsung panggil tenaga kesehatan dari Puskesmas Cipete," ujarnya.
Sekolah saat Pandemi
Para pelajar yang mengikuti kelas secara langsung itu tidak dilaksanakan setiap hari. Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Selatan Adb Rachem mengatakan dalam uji coba ini, pelajar hanya mengikuti pelajaran satu kali seminggu, rencananya mulai pukul 07.00-11.00 WIB hingga 29 April 2021.
Di SMKN 15 Jakarta misalnya memiliki jumlah pelajar sebanyak 468 orang, namun tidak semuanya mengikuti uji coba itu karena syarat harus 50 persen dari kapasitas. Dalam uji coba itu, hanya 112 pelajar yang siap mengikuti uji coba belajar tatap muka.
Adapun pengaturannya dalam uji coba sekolah tatap muka itu untuk pelajar tingkat SMA/SMK diikuti kelas X, XI dan XII. Sedangkan tingkat SMP diikuti kelas VII, VIII, dan IX dan tingkat SD diikuti oleh siswa kelas IV, V dan VI.
Sebagian pelajar di kelas tersebut mengikuti uji coba belajar tata muka bergiliran dengan jadwal bergiliran pada Senin, Rabu dan Jumat.
Pada Selasa, Kamis dan Sabtu, kata dia, ruangan kelas akan dibersihkan dan disemprot disinfektan.
Di ruang kelas pun, para siswa dibagi dua agar memenuhi syarat 50 persen dari kapasitas, atau rata-rata satu kelas diisi 10-15 pelajar.
Susunan meja belajar juga diatur dengan jarak dan sebagian kelas utamanya untuk praktek, setiap meja diberi pembatas berupa kaca transparan.
Tak ketinggalan, para pelajar tetap menggunakan masker dan melengkapi diri dengan sanitasi tangan.
Di DKI Jakarta sebanyak 85 sekolah memenuhi syarat untuk melakukan uji coba belajar tatap muka mulai dari SD, SMP, dan MTS, SMA/SMK. Dari jumlah itu, sebanyak 25 sekolah di antaranya berada di Jakarta Selatan.
Sekolah-sekolah tersebut bukanlah sekolah yang ditunjuk pemerintah melainkan mereka yang benar-benar siap dari sisi sarana prasarana termasuk penerapan protokol kesehatan, komunikasi kepada orang tua murid hingga kesiapan guru.
Para guru, kata dia, juga mendapatkan prioritas untuk menjalani vaksinasi.
Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji meminta agar seluruh sekolah termasuk 25 di antaranya yang menjalani uji coba tatap muka, konsisten menerapkan protokol kesehatan.
Dalam uji coba ini, sekolah tatap muka diawasi oleh pengawas dari Suku Dinas Pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi DKI, Suku Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas.
Apabila sekolah tidak mengindahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi bagi sekolah tersebut.
Kepala sekolah, guru dan orang tua juga diminta terus mengingatkan pelajar untuk kembali ke rumah usai mengikuti belajar tatap muka.
Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya sebelummya meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan secara hati-hati uji coba sekolah tatap muka itu.
Kepala Ombudsman Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan perlu kajian yang mencakup angka transmisi dan dampak COVID-19 di wilayah sebaran, hingga kemampuan sarana dan prasarana kesehatan.
Tak hanya itu, lanjut dia, kajian juga termasuk proyeksi kesiapan jika terjadi lonjakan akibat pemberlakuan tatap muka, kesiapan anggaran, penilaian, fungsi pengawasan, termasuk mekanisme pengaduan masyarakat.
Keberanian Pemprov DKI Jakarta melakukan uji coba sekolah tata muka di tengah pandemi yang belum berakhir, tentunya menjadi perhatian semua pihak termasuk daerah lain di Tanah Air.
Namun, satu hal yang perlu ditekankan adalah jangan lengah dengan protokol kesehatan.
Â
Advertisement
85 Sekolah Terpilih untuk PTM
Pemprov DKI Jakarta mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah secara terbatas mulai Rabu 7 April 2021. Dinas Pendidikan Jakarta menyebut akan ada 85 sekolah yang ikut uji coba tersebut.
Humas Disdik DKI Jakarta Taga Radja mengatakan, awalnya ada 100 sekolah yang akan ikut uji coba pembelajaran tatap muka. Namun, berdasarkan kriteria dan penilaian pihaknya yang lolos hanya 85 sekolah.
"Dari 100 itu sisanya 85 sekolah, piloting SD, SMP, SMA, SMK," kata Taga saat dihubungi, Selasa (6/4/2021).
Berikut daftar 85 sekolah yang ikut uji coba PTM mulai Rabu 7 April 2021:
Jakarta Timur:
1. SDN Tengah 07
2. SDN Baru 08
3. SDN Cipinang Melayu 08
4. SDN Penggilingan 05
5. SDN Pondok Kelapa 05
6. SDN Jati 01
7. SDN Bambu Apus 01
8. SD Panca Bhakti
9. SDN Pulogadung 07
10. SDN Tengah 06
11. SDN Ciracas 07
12. SDN Kelapa Dua Wetan 02
13. SMPN 217 Jakarta
14. SMP ST. Fransiskus II Jakarta
15. SMPN 236
16. SMA Cikal Amri
17. SMA Diponegoro 1
18. SMKS Islam PB Soedirman 2 Jakarta
19. SMKS Budi Warman 2 Jakarta
20. SMKS Malaka Jakarta
21. SMKN 51 Jakarta
22. SMKN 22 Jakarta
23. SMKN 66 Jakarta
24. SMKS Insan Mulia Informatika
25. MIS At Taqwa Pedurenan
Â
Jakarta Selatan:
1. SDN Cipete Utara 15
2. SDN Gandaria Utara 11
3. SDN Kebagusan 04
4. SD Cikal
5. SDN Pondok Labu 14
6. SDN Manggarai 03
7. SD Lycee Francais De Jakarta
8. SD Jakarta Intercultural School Pattimura
9. SD Jakarta Intercultural School P. Indah
10. SD ACG School Jakarta
11. SMP Jakarta Intercultural School Cilandak
12. SMP Highscope Indonesia
13. SMP Lycee Francais De Jakarta
14. SMA Pelita Harapan Kemang Village
15. SMA Jakarta Intercultural School
16. SMA Lycee Francais De Jakarta
17. SMKS YPK Kesatuan Jakarta
18. SMKS Dharma Karya
19. SMKN 15 Jakarta
20. SMKN 6 Jakarta
21. SMKN 32 Jakarta
22. SMKN 30 Jakarta
23. SMKN 28 Jakarta
24. SMKS Wisata Indonesia
25. MTSN 32 Jakarta
Â
Jakarta Pusat:
1. SDN Cideng 07
2. SDN Kenari 08
3. SDN Petojo Utara 05
4. SDN Rawasari 05
5. SMP Mahatma Gandhi School
6. SMKN 44 Jakarta
7. SMKN 16 Jakarta
8. SMKN 2 Jakarta
9. SMKS Muhammadiyah 2 Jakarta
10. Puspita Martha
Â
Jakarta Utara:
1. SDN Pademangan Barat 11
2. SDN Sukapura 01
3. SDN Rorotan 02
4. SDN Pejagalan 03
5. SMAK Penabur Kelapa Gading
6. SMKS Walang Jaya
Â
Jakarta Barat:
1. SDN Kapuk 01
2. SDN Kedoya Selatan 01
3. SDN Tegal Alur 17
4. SDN Kalideres 01
5. SD Negeri Palmerah 03
6. SDN Jembatan Lima 02
7. SDN Cengkareng Timur 04
8. SD Negeri Angke 03
9. SMP Bina Insan Mandiri
10. SMP Yadika 5
11. SMKS Cindera Mata Indah Jakarta
12. SMKN 60 Jakarta
13. SMKN 9 Jakarta
14. SMKS Muhammadiyah 4 Jakarta
15. MIS Nurul Yaqin
16. MAN 10 Jakarta
17. MAS Annida Al Islamy
18. MTSS Annida Al Islamy
Kepulauan Seribu:
1. SDN Pulau Tidung 01
Â
Reporter: Rifa Yusya Adilah/Merdeka.com