Liputan6.com, Jakarta - Mudik, tradisi yang kerap terjadi saat moment Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tiba. Kini saat negara tengah menghadapi pandemi, pemerintah mengeluarkan larangan mudik bagi warganya tanpa terkecuali guna memutus mata rantai penularan Covid-19.
Seperti diketahui, larangan mudik Lebaran yang ditetapkan pemerintah akan mulai berlaku pada 6 hingga 17 Mei 2021. Menurut Menko PMK Muhadjir Effendy, keputusan tersebut sekaligus untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 yang tengah gencar dilakukan.
"Sehingga vaksinasi bisa menghasilkan kesehatan maksimal. Aturan yang menunjang akan diatur Kementerian terkait," ungkap Muhadjir, Jumat, 26 Maret 2021.
Advertisement
Menyikapi larangan mudik tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya akan melakukan penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi warga yang tetap ingin mudik ke kampung halaman.
"Jadi kami menyarankan bapak ibu jangan teruskan rencana mudiknya karena kami akan tindak tegas," jelas Menhub di Istana Negara Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Budi menyebut pihaknya telah melakukan survei terkait larangan mudik Lebaran di tahun ini. Hasilnya cukup mengejutkan. Ada sekitar 27 juta jiwa yang menyatakan akan tetap mudik meski telah dilarang tegas.
Berikut deretan pernyataan Menhub Budi Karya terkait larangan mudik Lebaran di tengah pandemi dihimpun Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Dilakukan Penyekatan di Lebih 300 Lokasi
Menhub Budi Karya Sumadi mengungkap, akan ada ratusan penyekatan di jalanan pada momentum masa libur Lebaran 2021. Hal itu dilakukan sebagai penegasan aturan larangan mudik yang sudah disepakati pemerintah.
"Berkaitan di jalur darat, kita berkoordinasi dengan polisi dan akan melarang mudik dengan menyekat lebih dari 300 lokasi," tegas Budi saat jumpa pers di Istana Negara Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Karena itu, sebelum perjalanan para pemudik sia-sia, dia kembali mengingatkan agar masyarakat tetap di rumah saja.
Advertisement
2. Pergerakan Kereta Akan Dikurangi
Budi menambahkan, jalur darat tidak terbatas bagi mereka yang membawa kendaraan pribadi. Namun pergerakan kereta juga akan dikurangi. Menurutnya, kereka diizinkan beroperasi nantinya hanya kereta luar biasa saja untuk mencegah mudik lebaran.
"Di kereta api kita hanya berikan kereta luar biasa dan Jabodetabek dan Bandung kami akan menurunkan suplai terbatas bagi mereka yang dikecualikan," jelas Budi.
Selain jalur darat, Budi juga mengingatkan pemudik yang nekat menggunakan jalur laut.
Menurut dia, pemantauan pergerakan juga akan dilakukan di kapal-kapal terkecuali bagi mereka yang memang dibolehkan bepergian menggunakan kapal atas urusan pekerjaan.
"Kemudian di laut ada pergerakan dan hanya memberikan fasilitas dikecualikan, jadi berikan layanan secara terbatas," ujar Menhub.
3. Sebut Ada 27 Juta Orang yang Tetap Ingin Mudik
Menhub Budi Karya mengaku, bahwa telah mensurvei sejumlah masyarakat, terkait tradisi mudik saat Hari Raya Idulfitri atau Lebaran. Hasilnya, 33 persen masyarakat akan mudik jika tidak ada larangan.
"Tapi kalau ada larangan mudik maka yang ingin mudik hanya 11 persen dengan angka kisaran 27 juta orang," kata Budi saat jumpa pers di Istana Negara Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Dari angka tersebut, diketahui 12 juta orang mudik dari wilayah asal Jabodetabek, kemudian 6 juta orang dari wilayah Jawa Barat, sedangkan sisanya tersebar, seperti Jawa Timur dan wilayah Indonesia lainnya.
"Karena larangan mudik ini ditugaskan presiden untuk mitigasi, melihat apa yang terjadi sebelumnya (peningkatan angka kasus Covid jika terjadi mudik)," jelas Budi.
Advertisement