Sukses

Kadishub DKI Jelaskan Desain Tugu Sepeda yang Dianggarkan Rp 800 Juta

Syafrin Liputo mengatakan, pembangunan jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin seiring sejalan dengan pembangunan tugu sepeda atau yang disebut bicyle artwork.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pembangunan jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin seiring sejalan dengan pembangunan tugu sepeda atau yang disebut bicyle artwork.

Dia menjelaskan, tugu sepeda akan dirancang bentuk lingkaran atau bundar. Bentuk dasar tersebut mengambil dasar bentuk roda sepeda, yang melambangkan pergerakan yang dinamis.

Lalu, bentuk dasar bundar tersebut dibagi menjadi beberapa ukuran yang berbeda, dan pada pusatnya terletak ukuran yang paling besar.

"Lingkaran dengan ukuran terbesar tersebut akan dicetak bentuk cakram, suatu komponen sepeda yang memiliki hirarki tertinggi, pusat rotasi dan merupakan penggerak utama dari sepeda tersebut," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Sabtu (10/4/2021).

Sedangkan pada cakram tersebut akan dicetak pula landmark sebagai simbol kebanggaan Kota Jakarta. Lalu, pada area sisanya akan dicetak infografis yang bersifat edukatif mengenai sepeda.

"Seperti dampak positif berspeda, sejarah bentuk sepeda, ataupun nama-nama perangkat yang menyusun suatu sepeda," jelas Syafrin.

Kemudian untuk sisi dalam tugu sepeda tersebut akan menghadap ke arah pedestrian atau area bagi pejalan kaki. Bahan yang digunakan yaitu material reflektif stainless steel.

"Material reflektif yang digunakan juga memberikan kesan statis-dinamis. Statis ketika tidak ada interaksi apapun, tetapi ketika pejalan kaki atau pesepeda melewati area itu akan terpantul, sehingga bersifat interaktif dan menjadi dinamis," jelas Syafrin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jawab Kritikan Tugu Sepeda

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara mengenai kritikan anggaran pembangunan tugu sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat yang mencapai Rp 800 juta.

Dia menyebut anggaran tersebut sudah melalui kajian dan penelitian oleh konsultan.

"Tentu semua mengenai harga ada standar yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Jadi, nanti silakan ditanya konsultan kenapa biaya Rp 800 juta tentu yang namanya kita harus menghargai para seniman, senirupa," kata Riza di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (9/4/2021).

Lanjut dia, anggaran itu tidak berasal dari APBD DKI Jakarta 2021. Namun dari pihak lain atau swasta.