Liputan6.com, Jakarta Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa yang terjadi di Malang, Jawa Timur tak memicu aktifnya gunung api.
"Gempa selatan Malang ini kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunung api, kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif," kata Daryono, Sabtu (10/4/2021).
Baca Juga
Menurutnya, gempa tektonik akan sulit mempengaruhi gunung api yang sedang tidak aktif.
Advertisement
"Jika gunung api sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit mempengaruhi aktivitas vulkanisme," jelas Daryono.
Dia mengakui bahwa wilayah selatan Kota Malang memang merupakan kawasan aktif gempa. Bahkan, Daryono, mengatakan gempa M 6,1 ini berdekatan dengan pusat gempa yang merusak Jawa Timur pada masa lalu.
"Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Gempa Selatan Malang M6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu, pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972," kata Daryono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pergerakan Sesar Naik
Menurut Daryono, sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault) yang sensitif terhadap potensi tsunami. Namun, kedalaman gempa bermagnitudo 6,1 tidak begitu dalam sehingga tak berpotensi tsunami.
"Patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata dia.
Kendati begitu, tingkat guncangan gempa tersebut berpotensi merusak berbagai bangunan di wilayah terdampak. Terlebih, bangunan-bangunan yang tidak tahan gempa.
"Estimasi peta tingkat guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat dan ternyata benar gempa ini banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah," tutur Daryono.
Advertisement