Liputan6.com, Jakarta Bantuan senilai Rp 50 juta akan diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada warga yang rumahnya mengalami rusak berat akibat dampak dari siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pemerintah akan memberikan bantuan senilai Rp 50 juta kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat akibat bencana yang terjadi," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi kepada wartawan di Kupang, Sabtu (10/4/2021) dilansir Antara.
Baca Juga
Survei Jelang Pencoblosan, Melki-Johni Unggul Pilkada NTT 2024 Kalahkan Yohanis Fransiskus-Jane dan Simon-Adrianus
Lomba Lari untuk Bantu Penyediaan Air Bersih di NTT dan Sulteng Diikuti 6800 Pelari
Survei LSI di Kabupaten Sikka: Juventus-Simon 36,4%, Suitbertus-Ray 24,4%, Diogo-Wodon 13,9%, Mekeng-Alfridus 6,1%
Bantuan diberikan kepada warga yang tidak direlokasi dari rumah mereka akibat daerahnya tidak masuk dalam zona merah bencana alam.
Advertisement
Selain bagi rumah yang rusak berat, warga yang rumahnya mengalami rusak sedang juga akan mendapatkan bantuan senilai Rp 25 juta. Sementara, yang rusak ringan akan mendapatkan bantuan senilai Rp 10 juta.
"Sementara bagi korban bencana alam yang meninggal dunia akan diberikan bantuan langsung yang akan diberikan pemerintah pusat. Jumlahnya nanti akan disampaikan langsung oleh pemerintah," ujar Wagub.Â
Terkait belum ditetapkan bencana NTT masuk dalam bencana Nasional, Josef Nae mengatakan hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan, karena hanya status.Â
"Saya mau tanya ke teman-teman apakah status itu mempengaruhi? Yang paling penting saat ini adalah bagaimana kita menanggapi secara keseluruhan segala peristiwa yang terjadi beberapa hari ini," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pemerintah Beri Perhatian Serius
Menurut dia, status itu hanyalah status, karena beberapa hari terakhir pemerintah pusat memberikan perhatian serius kepada NTT khususnya kepada korban bencana.Â
Kedatangan Presiden Joko widodo bersama dengan sejumlah menteri di NTT menunjukkan kepedulian pemerintah pusat kepada masyarakatnya.
"Saat ini yang paling penting adalah mengevakuasi korban bencana alam, contohnya di Adonara yang belum mau meninggalkan lokasi bencana dengan alasan karena daerah itu merupakan daerah warisan," tambah Josef.Â
Advertisement