Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam banjir bandang dampak siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menyisakan duka dan luka mendalam bagi para korbannya.
Bahkan, jumlah korban meninggal dunia masih terus bertambah. Jumlah korban jiwa akibat bencana alam tersebut kini mencapai 181 orang.
Baca Juga
"Per hari ini, yang meninggal dunia adalah 181 jiwa," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam konferensi pers, Rabu, 14 April 2021.
Advertisement
Selain itu, menurut Josef, total pengungsi akibat bencana yang menimpa 19 kabupaten dan kota itu sebanyak 49.512 jiwa.
Sementara itu, dalam kaji cepat kebutuhan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dari 5 hingga 7 April 2021, kebutuhan anak penyintas rangkaian bencana antara lain paket hunian darurat, akses air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan dukungan sosial, serta pendidikan di masa bencana.
"Setelah terpaksa mengungsi bersama keluarganya, anak-anak membutuhkan bantuan untuk tumbuh kembangnya dalam lingkungan sehat," kata Plan, Kamis (15/4/2021).
Di sisi lain, Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) terus berupaya memulihkan para korban banjir bandang NTT yang diketahui mengalami patah tulang belakang.
Berikut sejumlah kabar terbaru dari korban banjir bandang dampak siklon tropis seroja di NTT dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Korban Meninggal Bencana NTT Jadi 181 Orang
Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam dampak siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah. Data Selasa, 13 April 2021 masih 178, kini naik menjadi 181 orang.
"Per hari ini, yang meninggal dunia adalah 181 jiwa," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam konferensi pers, Rabu, 14 April 2021.
Â
Advertisement
2. Total Pengungsi 49.512 Jiwa
Sementara itu, menurut Josef, 47 orang masih dinyatakan hilang dan 250 mengalami luka-luka. Total pengungsi akibat bencana yang menimpa 19 kabupaten dan kota itu sebanyak 49.512 jiwa.
"Tapi sudah banyak (pengungsi) yang kembali ke rumah-rumah keluarga. Bahkan kemarin ke rumah sendiri dan rumahnya tergolong rusak ringan sehingga mereka perbaiki sendiri," ucap dia.
Â
3. Banyak Kerugian Materiil
Adapun kerugian materil akibat bencana alam di NTT yakni 17.124 rumah rusak berat, 13.652 rusak sedang dan 35.733 rusak ringan.
"Ini rumah tempat tinggal belum termasuk gedung-gedung sekolah, gedung pemerintah, gedung lainnya belum dihitung. Ini hanya rumah penduduk yang terdampak bencana," tandas Josef.
Â
Advertisement
4. Bantuan Mendesak Pengungsi Anak
Bantuan mendesak dibutuhkan bagi anak terdampak bencana badai Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Lembata, Nusa Tenggara Timur NTTÂ beberapa waktu lalu.
Dalam kaji cepat kebutuhan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dari 5 hingga 7 April 2021, kebutuhan anak penyintas rangkaian bencana antara lain paket hunian darurat, akses air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan dukungan sosial, serta pendidikan di masa bencana.
Dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis (15/4/2021), Plan Indonesia mengatakan bahwa dalam setiap bencana, anak mengalami hal yang berbeda dari orang dewasa.
"Setelah terpaksa mengungsi bersama keluarganya, anak-anak membutuhkan bantuan untuk tumbuh kembangnya dalam lingkungan sehat," kata mereka.
"Di situasi bencana, anak berisiko kehilangan pengasuhan orangtua atau pendampingnya, terlantar di luar rumah tanpa perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan, juga risiko lainnya yang dapat membuat trauma, tanpa pendampingan psikososial yang tepat," kata mereka.
Plan Indonesia juga mengungkapkan bahwa dari sekitar 10 ribu anak yang mereka dampingi di Lembata, 2.227 di antaranya terdampak bencana tersebut. Ini terdiri dari 1.186 anak perempuan dan 1.041 anak laki-laki, beserta keluarganya.
Satu anak dampingan Plan Indonesia juga dilaporkan meninggal dunia akibat longsor, sementara 9 anak lain masih dinyatakan hilang dan hingga Rabu kemarin masih dalam pencarian oleh tim SAR Kabupaten Lembata.
Â
5. Penyaluran Bantuan Masih Terkendala Transportasi
Hasil kaji cepat Plan Indonesia juga melaporkan bahwa tantangan akses transportasi di NTT yang masih jarang dan sulit, menghambat distribusi bantuan dari Kota Kupang ke Lembata.
Selain itu menurut mereka, data penyintas atau warga terdampak terpilah juga belum tersedia. Pemetaan kebutuhan spesifik sesuai dengan usia dan jenis kelamin untuk anak perempuan dan perempuan dewasa, serta anak laki-laki dan laki-laki dewasa, belum tersedia.
"Advokasi mengenai ketersediaan data ini telah disampaikan kepada pemerintah daerah sejak awal periode koordinasi respons," ucap Plan.
Plan Indonesia melaporkan bahwa hingga 10 April 2021, mereka telah menyalurkan bantuan cepat berupa 370 paket hunian darurat (selimut dan tikar), serta 370 paket manajemen kebersihan menstruasi kepada penyintas yang berlokasi di puskesmas, pusat evakuasi Waiputang, dan RSUD di Lewoleba.
Sebanyak sekitar 27 juta dari target total 50 juta hingga 10 April 2021, juga telah digalang melalui Kitabisa dan Benihbaik.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para penyintas, khususnya anak-anak dan keluarga mereka, sesuai hasil kebutuhan kaji cepat Plan Indonesia.
"Plan Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan relawan setempat untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan sesuai kebutuhan anak dan keluarga penyintas, agar mereka dapat melanjutkan hidupnya dengan layak," tutup mereka.
Â
Advertisement
6. Pengungsi Dapat Bantuan Pengobatan Gratis
Siloam Hospitals turut mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui layanan kesehatan bagi warga di Kabupaten Malaka, NTT.
Bantuan kemanusiaan meliputi pengiriman obat obatan, vitamin dan tim khusus gabungan dari Siloam Hospitals Lippo Village dan Siloam Hospitals Kelapa Dua dari Tangerang.
dr. Boy Raditya, mewakili tim bantuan medis Siloam Hospitals mengatakan, selain faktor bencana, warga yang sakit pun ditenggarai akibat dampak dari memikirkan hal bencana sejak sepekan lamanya.
"Banyak warga yang berpikir karena banjir selama ini, hingga jatuh sakit, Kami berharap adanya pengobatan gratis selama tiga hari, dapat mengurangi beban warga dan menjadi pemulihan total bagi penyakit yahg diidap," tutur dokter Boy Raditya.
Pelayanan bakti sosial kesehatan oleh tim Siloam Hospitals mencakup lima lokasi. Hari pertama Minggu terdapat 2 tim melayani di Gereja Paroki Besikama dan Desa Sikun.
Hari kedua (Senin) juga dibagi di 2 lokasi, yaitu di Desa Wederok dan Forekmodok. Hari ketiga (Selasa) semua tim dalam satu lokasidi Bolan (Paroki St. Fransiskus Xaverius Bolan).
Pengobatan gratis dilakukan bagi warga yang mengeluh gatal pada kulit, gangguan saluran pencernaan hingga radang pada saluran pernapasan. Sebagian lainnya memerlukan vitamin guna peningkatan daya tahan tubuh.
Total terdata sebanyak 532 warga yang telah ditangani tim medis Siloam Hospitals mencakup tiga wilayah di Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur yang terdampak bencana.
Untuk diketahui, pihak manajemen RS Siloam mengirim tim dokter di antaranya, dr. Michael Hartono, dr. Boy Raditya, Nurse Reo Ramces dan Nurse Lorenza Daniel. Kegiatan pelayanan kesehatan kepada warga korban banjir, pun turut didukung tim medis yang berasal dari desa setempat.
Â
7. Dokter Ortopedi Turut Membantu
Sebanyak delapan dokter ortopedi hingga kini masih bertugas di lokasi bencana alam banjir bandang NTTÂ sejak Kamis, 8 April 2021.
Mereka yang tergabung dalam tim tanggap bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) terus berupaya memulihkan para korban banjir bandang NTT yang diketahui mengalami patah tulang belakang.
Salah satu contohnya adalah seorang perempuan berumur 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata, NTT.
Menurut dr I Made Buddy Setiawan, perempuan tersebut butuh tindakan yang cukup serius. Sebab, pasien tersebut menderita patah tulang belakang dan luka-luka di sekujur tubuh akibat terbawa arus banjir.
I Made Buddy yang merupakan dokter Orthopaedic Konsultan Spine yang tergabung dalam Anak Organisasi PABOI IOSS/PCI, mengatakan, akibat dari patah tulang belakang, korban mengalami lumpuh pada kedua kaki.
"Kondisi ini harus segera dioperasi sehingga peluang pasien untuk bisa berjalan kembali lebih besar," kata Buddy seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Sementara anak dan keluarga dari wanita 38 tahun tersebut, lanjut Buddy, sudah ditangani di Rumah Sakit Lewoleba.
Nasib nahas juga menimpa anak perempuannya yang masih berumur 8 tahun. Buddy, mengatakan, anak tersebut harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami.
"Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya," kata Buddy.
Buddy, menjelaskan, operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.
Untuk anak tersebut, tim dokter sudah berupaya menyelamatkan kakinya dengan operasi yang pertama. Namun, dalam perkembangannya, kakinya mulai menghitam dan infeksi berat terjadi sehingga harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawanya.
Proses evakuasi ini cukup cepat berkat adanya koordinasi dan persiapan yang baik antara tim dokter ortopedi di Lembata dengan tim dokter ortopedi yang bertugas di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, yang menunggu kedatangan pasien.
Sebagaimana yang yang disampaikan dr Lia Marliana SpOT(K), MKes, dr Herwindo Ridwan SpOT, dan dr Helmiyadi Kuswardhana SpOT.
Â
(Dinda Permata)
Advertisement