Sukses

Gejolak PKB Dinilai Bisa Buyarkan Mimpi Muhaimin Jadi Capres

Selain itu, bila Cak Imin gagal mengelola Muktamar Luar Biasa ini akan berimbas pada munculnya konflik yang berkepanjangan.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menilai, isu Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB menjadi momentum menguji kepemimpinan Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjaga soliditas partai.

Mimpi Cak Imin menjadi calon presiden atau wakil presiden akan menjadi jauh bila tak mampu menyelesaikan ujian politik tersebut.

"Cak Imin bisa kehilangan peluang masuk dalam kontestasi pemilu ke depan, misalnya dalam kompetisi capres/cawapres," ujar Aisah kepada wartawan, Kamis (15/4/2021).

Selain itu, bila Cak Imin gagal mengelola Muktamar Luar Biasa ini akan berimbas pada munculnya konflik yang berkepanjangan. Imbasnya, Cak Imin bakal kehilangan loyalis hingga posisinya sebagai ketua umum.

"PKB akan terjerembab pada konflik jangka panjang yg bisa mengganggu kerja partai dan merugikan elektabilitas ke depan, Cak Imin akan kehilangan kepercayaan dari anggotanya/loyalisnya, dan bahkan posisi paling buruknya bisa kehilangan posisinya sebagai ketum partai," kata Aisah.

Aisah menilai, apa yang terjadi di internal PKB saat ini merupakan hal yang wajar. Partai bukan entitas tunggal. Perbedaan cara pandang terhadap organisasi, program kerja, ideologi itu dikelola untuk membangun partai dengan demokratis. Sehingga jika timbul friksi merupakan hal yang baik bagi partai.

"Sejauh ini, kalau melihat apa yang terjadi di PKB saat ini, nampaknya MLB ditujukan untuk membahas ulang mekanisme pemilihan pemimpin partai di level daerah yang dinilai keluar dari ketentuan partai, dan masih pada mekanisme internal partai. Sehingga menurut saya masih dalam kondisi wajar dan seharusnya organisasi partai berjalan," jelas Aisah.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Agenda Perbaikan Partai

Namun, menjadi catatan penting agenda perbaikan partai untuk memenuhi dua hal. Yaitu agenda jelas tentang hal yang menjadi masalah dan rujukan perbaikan harus konstitusi partai. Bukan hanya kepentingan segelintir anggota.

Serta diskusi dan penyelesaian masalah harus melalui mekanisme internal partai sesuai dengan aturan partai dan hanya melibatkan kader dan pengurus partai. Bukan pihak di luar partai.

Jika berhasil menyelesaikan masalah internal partai dengan cara demokratis dan bermartabat, momen ini akan menjadi prestasi bagi PKB.

"Apalagi, PKB selama ini lekat dengan image partai yang seringkali terjebak konflik internal dan perpecahan," ujar Aisah.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com