Sukses

Eijkman Serahkan Kandidat Vaksin Merah Putih ke Bio Farma

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman telah menyerahkan kandidat vaksin Merah Putih kepada PT Bio Farma. Penyerahan dilakukan secara bertahap.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman telah menyerahkan kandidat vaksin Merah Putih kepada PT Bio Farma. Penyerahan dilakukan secara bertahap.

"Saat ini sedang dalam proses peralihan bertahap dari Eijkman ke Bio Farma," kata Kepala LBM Eijkman, Amin Subandrio saat dihubungi merdeka.com, Jumat (16/4/2021).

Sebagai informasi, ada enam institusi yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Enam institusi tersebut yakni LBM Eijkman , LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.

Dari enam lembaga ini, baru LBM Eijkman yang menyerahkan kandidat vaksin Covid-19 Merah Putih kepada Bio Farma. Setelah masuk Bio Farma, kandidat vaksin Merah Putih memasuki tahapan uji klinik 1, 2 dan 3.

Sebelumnya, Amin Subandrio mengatakan Eijkman tak akan lepas tangan meskipun kandidat vaksin Merah Putih telah masuk ke Bio Farma. Dia memastikan, Eijkman tetap ikut serta dalam uji klinik fase 1, 2 hingga 3.

"Eijkman tidak langsung lepas tangan tapi tetap ikut serta dalam pengembangan selanjutnya sampai uji klinik fase 1, 2 dan 3," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Diproduksi Massal Akhir 2021

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap vaksin Merah Putih diproduksi massal mulai akhir 2021. Dengan adanya vaksin tersebut, kebutuhan vaksin dalam negeri bisa terpenuh.

Pemerintah tengah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan tubuh atau herd immunity guna mengakhiri pandemi Covid-19 di Indonesia. Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dibagi menjadi empat tahap.

Tahap pertama untuk petugas kesehatan, targetnya mencapai 1.468.764 orang. Tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan lansia dengan target sasaran masing-masing 17.327.167 dan 21.553.118 orang.

Sementara tahap ketiga untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi, targetnya menjangkau 63,9 juta orang. Tahap terakhir untuk masyarakat umum dengan pendekatan klaster, total target 77,7 juta orang.

Reporter: Supriatin

Sumber: Merdeka