Sukses

Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pentingnya Berikhtiar Hadapi Pandemi Covid-19

Ma'ruf Amin juga mengatakan diperlukan imun yang kuat untuk dapat menjaga tubuh dari paparan infeksi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Ramadan menjadi momentum tepat untuk merefleksikan diri lebih komprehensif serta meningkatkan kepedulian kepada sesama. Khususnya di masa bencana pandemi Covid-19 saat ini.

Kepada masyarakat dan pemerintah, Ma'ruf pun mengingatkan pentingnya berikhtiar, baik secara lahiriah maupun batiniah untuk dapat menghadapi ketidakpastian kondisi seperti saat ini.

"Kita harus melakukan ikhtiar lahiriah maupun juga ikhtiar batiniah, serta bertawakal kepada Allah SWT. Kunci dalam menghadapi kondisi pandemi ini adalah iman, imun, aman dan amin," kata dia.

Dia pun mengatakan perlunya keimanan kepada Allah SWT, musibah seperti pandemi Covid-19 ialah takdir, yakni tidak akan menimpa umat manusia kecuali memang telah ditentukan oleh Allah.

"Iman kepada Allah, bahwa musibah tidak menimpa kita kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah, illa ma qadarallah, kecuali yang sudah ditentukan oleh Allah ini kita imani. Ini takdir," ucap Ma'ruf Amin dilansir Antara.

Imun yang kuat, lanjut dia, juga diperlukan untuk dapat menjaga tubuh dari paparan infeksi Covid-19. Untuk dapat memiliki imun kuat, maka masyarakat perlu mengonsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan secara ketat juga harus dilakukan agar mendapatkan rasa aman, yakni dengan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Dan juga amin, yaitu dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT," katanya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Hakikat Sembuh

Dalam acara Paramadia tersebut, Wapres Ma’ruf juga berpesan kepada seluruh dokter di Indonesia untuk melakukan perbaikan dan pengembangan diri, sehingga dapat memaknai profesinya tidak hanya dari sisi medis melainkan juga dari sisi religius.

"Dokter tidak hanya berperan dalam proses sembuhnya penyakit, tetapi seorang dokter juga harus belajar memahami bahwa hakikat sembuh adalah kekuasaan Sang Pencipta, Allah SWT," ujarnya.

Turut hadir pula secara daring dalam acara tersebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih serta perwakilan pimpinan IDI wilayah dan cabang.