Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan, larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah untuk melindungi 271 juta rakyat Indonesia dari penularan Covid-19.Â
"Kita sudah harus belajar dari pengalaman empat kali libur panjang, empat kali libur panjang di tahun lalu itu menimbulkan lonjakan pasien yang begitu drastis," kata Sonny dalam virtual series 6: Aquascape, Jakarta, Sabtu (17/4/2021) dilansir Antara.
Baca Juga
Sonny menuturkan, pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga harus tetap waspada dan tetap menghindari hal-hal yang bisa menyebabkan potensi penularan meningkat.
Advertisement
"Jangan salah, mereka yang sembuh dari penyakit ini banyak yang mengalami kecacatan. Jadi ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua. Walaupun sembuh ada kecacatan di paru-paru, ada yang mengalami kecacatan di jantung, ada yang mengalami kecacatan di tempat organ lainnya," kata dia.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kementerian Kesehatan RI telah mengizinkan warga berusia di atas 60 tahun untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Nah apa saja syarat yang harus dipenuhi lansia untuk divaksin?
Disiplin Protokol Kesehatan
Menurut Sonny, walaupun bisa sembuh tapi penyakit Covid-19 juga menciptakan dampak jangka panjang dan menurunkan kualitas hidup mereka yang pernah terpapar.Â
Untuk itu, dia meminta masyarakat disiplin melakukan protokol kesehatan termasuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menghindari kerumunan.
"Kami ingatkan kembali jangan mudik karena itulah cara terbaik kita. India mengalami lonjakan drastis karena mereka menjalankan tradisi keagamaan kemarin dan dilakukan dengan pengabaian terhadap protokol kesehatan sehingga kasusnya melonjak drastis," tandas Sonny.
Advertisement