Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Tangerang Liza Puspadewi menyampaikan, pihaknya telah melakukan vaksinasi Covid-19 kepada 100 ribu warga dengan 38 ribu di antaranya merupakan lansia. Adapun usia tertua warga yang menerima imunisasi adalah 102 tahun.
"Vaksin itu sebagai upaya pemerintah, dan saat ini disepakati oleh dunia untuk mengendalikan Covid-19," tutur Liza dalam talkshow Ramadan bertajuk Vaksinasi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi di Bulan Ramadan, Jumat (16/4/2021).
Menurut Liza, pihaknya memberlakukan layanan khusus untuk vaksinasi terhadap lansia. Seperti menentukan domisili lansia tetsebut agar meminimalisir kendala akses.
Advertisement
Sementara itu, Liza menyebut amat kecil dan ringan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Termasuk kepada warga yang berusia 102 tahun.
"Di Indonesia pun belum ada KIPI yang berat," jelas dia.
Praktisi kesehatan Al Ghufron menambahkan, vaksinasi Covid-19 merupakan upaya yang dilakukan pemerintah agar pandemi segera berakhir dan ekonomi bisa kembali pulih. Targetnya, 70 hingga 80 persen masyarakat sudah memiliki antibodi sehingga tercipta atau kekebalan imunitas atau herd immunity.
"Jika diperhatikan, setelah ada vaksinasi massal, berita soal kematian tenaga medis berkurang banyak. Vaksinasi berjalan kita sudah bisa merasakan dampak baiknya," kata Al Gufron.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tantangan Hadapi Covid-19
Lebih lanjut, gejala KIPI memang terbagi menjadi kategori ringan, sedang, hingga berat. Untuk yang ringan, biasanya seperti pegal, dan nyeri. Sementara gejala sedang seperti demam layaknya anak-anak sehabis imunisasi, kemudian gejala berat biasanya disebabkan alergi bawaan terhadap bahan-bahan yang ada di vaksin.
"Hingga saat ini belum ada laporan hingga terjadi KIPI berat," ujarnya.
Sejauh ini, sambung Gufron, tantangan dalam penanganan Covid-19 adalah penyebaran berita bohong alias hoaks. Sebuah penelitian mengungkap bahwa Indonesia menjadi salah satu penyumbang berita hoaks terbesar di dunia terkait Covid-19.
"Mungkin itu yang menyebabkan kenapa pandemi di Indonesia lebih lama daripada negara lain. Makanya sekarang selalu diingatkan, saring sebelum sharing. Ketika menerima berita atau informasi harus dicek dulu kebenarannya," Gufron menandaskan.
Â
Â
Â
Advertisement