Liputan6.com, Jakarta: Dalam Kurikulum Sekolah Dasar 2013, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan dihapus, materinya akan dilebur dalam sejumlah mata pelajaran lain. Bakal memudahkan anak atau justru merepotkan?
Pemerhati Anak, Seto Mulyadi berpendapat, selama itu dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi anak, maka dampaknya akan positif. "Tapi jangan sampai menimbulkan keguncangan anak, jangan sepihak, dan harus melibatkan stakeholder pendidikan," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 14 November 2012.Â
Pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu menambahkan, konsistensi kebijakan adalah wajib. "Jangan sampai ganti menteri, ganti aturan, kasihan anak-anak," kata dia. Keputusan tersebut harus berlaku jangka panjang dan merupakan bagian dari strategi untuk mencerdaskan anak.Â
Pada dasarnya, dia menambahkan, peleburan mata pelajaran IPA dan IPS ke mata pelajaran lain merupakan prinsip penyederhanaan. "Kalau itu saya setuju, agar anak-anak tidak stres. Bandingkan, ada 12 mata pelajaran di sekolah dasar Indonesia, sementara di Jerman hanya 4 sampai 5 pelajaran."Â Asal, sekali lagi, tidak menimbulkan gejolak.
Dalam skema Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dan lainnya. Sementara, IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dan lainnya.Â
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibnu Hamad mengatakan, salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat tematik integratif.
Sebelum menerapkannya dalam Kurikulum 2013, kementerian akan melakukan uji publik untuk meminta masukan terkait rencana peleburan dua mata pelajaran itu. (EIN)
Pemerhati Anak, Seto Mulyadi berpendapat, selama itu dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi anak, maka dampaknya akan positif. "Tapi jangan sampai menimbulkan keguncangan anak, jangan sepihak, dan harus melibatkan stakeholder pendidikan," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 14 November 2012.Â
Pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu menambahkan, konsistensi kebijakan adalah wajib. "Jangan sampai ganti menteri, ganti aturan, kasihan anak-anak," kata dia. Keputusan tersebut harus berlaku jangka panjang dan merupakan bagian dari strategi untuk mencerdaskan anak.Â
Pada dasarnya, dia menambahkan, peleburan mata pelajaran IPA dan IPS ke mata pelajaran lain merupakan prinsip penyederhanaan. "Kalau itu saya setuju, agar anak-anak tidak stres. Bandingkan, ada 12 mata pelajaran di sekolah dasar Indonesia, sementara di Jerman hanya 4 sampai 5 pelajaran."Â Asal, sekali lagi, tidak menimbulkan gejolak.
Dalam skema Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dan lainnya. Sementara, IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dan lainnya.Â
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibnu Hamad mengatakan, salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat tematik integratif.
Sebelum menerapkannya dalam Kurikulum 2013, kementerian akan melakukan uji publik untuk meminta masukan terkait rencana peleburan dua mata pelajaran itu. (EIN)