Liputan6.com, Jakarta - Sidang lanjutan perkara hasil tes swab Covid-19 mantan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di RS Ummi, Kota Bogor kembali digelar Pengadilan Agama Jakarta Timur (PN Jaktim) pada Rabu, 21 April 2021.
Agenda sidang kali ini masih pemeriksaan saksi. Saat sidang berlangsung, ada sejumlah peryataan yang disampaikan Rizieq Shihab.
Salah satunya, Rizieq Shihab mengungkap dirinya sejak menjalani rapid test test antigen hingga dirujuk untuk jalani perawatan di RS UMMI tidak pernah diberitahu kalau dirinya positif Covid-19. Baru pada 30 November 2020 dia diberitahu terpapar Covid-19.
Advertisement
Hal itu berawal, kata Rizieq Shihab, bahwa dokter yang menanganinya ketika di RS Ummi yakni dr Nerina Mayakartifa tidak pernah memberitahu kalau dirinya positif terpapar Covid-19.
Rizieq menyebut Nerina hanya menyampaikan tanda-tanda dirinya mengalami gejala mengarah Covid-19.
"Beliau mengatakan hanya lakukan penanganan. Dokter Nerina ini lima kali datang. Selalu menjelaskan tensinya, datang (menjelaskan) saturnasi tidak normal ada infeksi di paru nah ini semua mengarah kepada Covid," kata Rizieq.
Atas dasar itulah kemudian Rizieq Shihab menjalani perawatan di RS Ummi, Kota Bogor.
Berikut deretan pernyataan Rizieq Shihab saat sidang lanjutan perkara hasil tes swab Covid-19 dirinya di PN Jaktim dihimpun Liputan6.com:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selama Dirawat di RS Ummi, Tak Terkonfirmasi Positif Covid-19
Eks Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyatakan, dirinya menjalani perawatan di RS Ummi, Kota Bogor bukan karena dinyatakan positif Covid-19. Tapi lantaran statusnya reaktif Covid-19 berdasarkan rapid test antigen.
Sementara, menurut Rizieq Shihab, ketentuan rapid test antigen menjadi tolok ukur positif Covid-19 baru mulai berlaku pascaterbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 446 Tahun 2021.
"Sebelum turunnya keputusan Kemenkes pada 8 Februari 2021, maka tidak ada ketentuan antigen dijadikan dasar menentukkan seseorang positif Covid-19," katanya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Rabu, 21 April 2021.
Pernyataan itu dilontarkan Rizieq Shihab kepada enam dokter yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan perkara hasil swab test di RS Ummi, Kota Bogor.
Mereka yakni dr Hadiki Habib, dr Tonggo Meaty Fransisca, dr Sarbini Abdul Murad, dr Nerina, dr Nuri Dyah, dan dr Faris Nagib.
"Apa betul saat itu yang jadi tolok ukur adalah tes swab PCR, bukan swab antigen?" tanya Rizieq Shihab.
Seluruh saksi memberikan jawaban yang selaras. "Betul, betul, betul," ujar para saksi.
"Artinya kalau sudah ada tes PCR seseorang ditentukkan postif atau tidak positif," kata Rizieq menimpali.
Rizieq menyampaikan, dirinya menjalani perawatan di Rumah Sakit Ummi Bogor pada 24 November 2020. Saat itu, tidak pernah melakukan tes PCR.
"Saya dibawa ke RS Ummi pada 24 November 2020. Dari awal belum ada tes PCR. Di saat itu yang bisa tentukan postif Covid-19 melalui tes PCR bukan swab antigen? betul begitu?," tanya Rizieq kembali.
"Betul," para saksi kembali menjawab.
Advertisement
Hasil PCR Justru Keluar saat di Rumah
Rizieq mengatakan, dirinya baru menjalani tes PCR di Rumah Sakit Ummi pada 27 November 2020. Hasilnya pun diterima saat dirinya telah kembali ke rumah.
"Sepakat bahwa saya dites PCR 27 November 2020, hasilnya keluar pada tanggal 30 November 2020 karena terbentur weekend jadi diberikan ke saya hari Senin. Hasil yang menentukkan saya positif Covid-19 pada 30 November 2020," ujar Rizieq.
Pada kesempatan itu, Rizieq Shihab melemparkan pertanyaan kepada dr Hadiki Habib.
"Pas dinyatakan positif tanggal 30 November 2020, saya masih di RS Ummi atau sudah pulang," tanya Rizieq.
"Sudah pulang," jawab Hadiki Habib.
Rizieq juga menyampaikan sepulang dari RS Ummi beberapa kali menjalani rapid test antigen. Terakhir dilakukan pada 12 Desember 2020 di Polda Metro Jaya. Rizieq membeberkan seluruhnya menunjukkan hasil nonreaktif Covid-19.
"Dokter ingat di awal Desember tidak di RS Ummi? Pak dokter ambil swab antigen di Petamburan, dan hasilnya nonreaktif ingat?," tanya Rizieq.
"Ingat," jawab Hadiki Habib.
Demikian juga saat menjalani rapid test di Megamendung pada 9 Desember 2020.
"Anda ingat saat terjadi pembunuhan pengawal saya, tim MER-C khawatir dengan kondisi saya minta datang Markaz Syariah di Megamendung, Bogor, Jawa Barat tanggal 9 Desember 2020. Malam lakukan rapid antigen? hasilnya gimana?" Rizieq kembali bertanya.
"Nonreaktif," jawab Hadiki Habib.
Rizieq menyatakan hasil rapid test antigen menjawab kondisi kesehatannya pascakeluar dari rumah sakit.
"Artinya kondisnya semakin membaik, tiga kali dites hasilnya nonreaktif," tandas Rizieq.
Tak Ada Dokter yang Beritahu Positif Covid-19 saat Dirawat
Rizieq Shihab mengungkap dirinya sejak menjalani rapid test test antigen hingga dirujuk untuk jalani perawatan di RS UMMI tidak pernah diberitahu kalau dirinya positif Covid-19. Baru tanggal 30 November 2020 dia diberitahu kalau terpapar Covid-19.
Hal itu berawal, kata Rizieq Shihab, bahwa dokter yang menanganinya ketika di RS Ummi yakni dr Nerina Mayakartifa tidak pernah memberitahu kalau dirinya positif terpapar Covid-19. Rizieq menyebut Nerina hanya menyampaikan tanda-tanda dirinya mengalami gejala mengarah Covid-19.
"Beliau mengatakan hanya lakukan penanganan. Dokter Nerina ini lima kali datang. Selalu menjelaskan tensinya, datang (menjelaskan) saturnasi tidak normal ada infeksi di paru nah ini semua mengarah kepada covid," kata Rizieq.
Atas hal itu, Rizieq Shihab menegaskan bahwa selama dirinya jalani perawatan di RS Ummi tidak pernah diberitahu dokter mana pun termasuk dokter pendamping dirinya, yakni dr. Hadiki Habib (dari RSCM, Relawan MER-C) dan dr. Tonggo Meaty Fransisca kalau dirinya positif Covid-19.
"Tapi pada saat itu belum ada satu dokter pun saya jelaskan di sini termasuk dokter Hadiki. Tidak ada satu dokter pun yang mengatakan kepada saya Covid-19 tidak ada. Tapi kalau dokter yang mengatakan saya habib hati-hati ini pandemi ini covid habib harus jaga diri harus minum obat itu ada," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rizieq mengaku baru mengetahui kalau dirinya positif terpapar Covid-19 pada 30 November 2020. Itu diketahui setelah hasil swab PCR yang dilakukannya pada 27 November 2020 di lab RSCM keluar.
"Tapi saya tahu positif covid setelah ada tes swab PCR itu tanggal 30 November ini penting sekali saya sampaikan," tutur Rizieq.
Advertisement
6 Dokter Sepakat dengan Rizieq Shihab
Enam dokter dihadirkan ke PN Jaktim untuk memberikan kesaksian dalam sidang perkara hasil swab test Covid-19 eks Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di RS Ummi, Kota Bogor.
Mereka adalah dr Hadiki Habib, dr Tonggo Meaty Fransisca, dr Sarbini Abdul Murad, dr Nerina, dr Nuri Dyah, dan dr Faris Nagib.
Keenamnya menyatakan, Rizieq Shihab merupakan satu-satunya Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersangkut masalah hukum akibat persoalan swab test Covid-19.
Hal itu terungkap dalam persidangan di PN Jaktim, Rabu (21/4/2021). Saat itu, Rizieq Shihab mempertanyakan kepada keenam saksi adakah pasien yang bernasib serupa dengan dirinya.
"Pertama yang ingin saya tanya, selama pandemi Anda semua berhubungan dengan penanganan berkaitan Covid-19, apakah ada kasus yang Anda tangani berkaitan dengan Covid yang naik ke pengadilan seperti kasus saya ini," tanya Rizieq Shihab.
Pertanyaan itu pertama kali dilontarkan kepada dr Sarbini Abdul Murad, disusul dr Nuri Dyah serta saksi-saksi lainnya. Mereka pun kompak menjawab.
"Tidak ada," ucap para saksi.
Rizieq kembali menegaskan, bahwa sampai saat ini terbukti tidak ada kasus Covid-19 yang diseret ke pengadilan selain dirinya.
"Jadi sepakat tidak ada satu kasus pun yang menyangkut pasien Covid-19 yang selama ini yang Anda tangani terkait pandemi sekarang ini yang dipidanakan ke pengadilan sampai dokter-dokternya dihadirkan ke dalam sidang," tanya Rizieq lagi.
"Tidak ada," jawab saksi.
"Terimakasi atas jawabannya," ucap Rizieq.
Ucapan Maaf Rizieq Shihab
Dalam kesempatan itu, Rizieq juga menyampaikan permintaan maaf kepada para saksi. Akibat persoalan ini, aktivitas para dokter menjadi terhambat.
"Saya mohon maaf karena kesibukan Anda, Anda dihadirkan di sidang ini, tapi saya tegaskan bukan saya yang hadirkan Anda di sidang ini tapi JPU yang membawa Anda ke dalam sidang ini. Saya mohon maaf kalau kenyamanan Anda terganggu karena sidang ini," ucap Rizieq Shihab.
Advertisement
Sebut Gagal Rahasiakan Perawatannya di RS Ummi Gara-Gara Bima Arya
Rizieq Shihab menyebut kalau kesepakatan dirinya bersama RS Ummi, Bogor untuk merasahasiakan perawatan dirinya gagal karena Wali Kota Bogor Bima Arya bicara di media massa.
Padahal, kata Rizieq, alasan merahasiakan perawatan dirinya di RS Ummi agar tidak menimbulkan kerumunan atau mengantitipasi massa yang berencana menjenguk dirinya.
"Bima Arya Wali Kota Bogor dateng koar-koar (banyak bicara) di media padahal kita dengan RS Ummi sepakat diem-diem jangan ada orang tahu, kalau orang tau nanti banyak yang besuk," kata Rizieq.
Rizieq pun menyayangkan langkah Bima Arya yang membeberkan lokasinya tidak hanya membuat masyarakat menjadi ramai. Namun membuat dirinya dan keluarganya tertekan.
Bahkan akibat tekanan itu, Rizieq Shihab mengaku kalau kondisi fisiknya sempat menurun satu hari setelah Bima Arya berkoar di media. Dengan dibuktikan melalui limfosit atau imunitasnya yang turun berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter di RS Ummi.
"Dalam waktu satu hari tanggal 26 November dr Nerina berhasil menaikkan limfosit saya 16, saya pikir ini keberhasilan luar biasa dari pasien yang masuk limfosit 5 besoknya naik 16 artinya dokter serius bekerja keras. Walaupun pada 27 November sempet turun kenapa karena ada konflik Bima Arya yang koar-koar di media," tuturnya.
Rizieq kemudian menanyakan kepada dr Hadiki yang dihadirkan jaksa sebagai saksi di persidangan, terkait apakah dalam dunia kesehatan ada korelasi antara tekanan terhadap pasien dapat menurunkan imunitas tubuh.
"Dr. Hadiki saya mau tanya psikosomatik, anda sebagai dokter pribadi saya yang merawat, kalau saya ditekan dengan begitu, (ditekan di) media segala macem, berpengaruh tidak terhadap penyakit saya," kata Rizieq menanyakan.
"Ya karena ada faktor agrafasi yang dapat memperberat kodisi fisik," kata dr Hadiki menjawab pertanyaan Rizieq.
Kemudian Rizieq menanyakan apakah juga wajar ketika limfositnya turun setelah mendapat tekanan itu.
"Dari 16 limfosit saya, turun lagi jadi 9, wajar tidak dengan adanya tekanan tadi," kata Rizieq kembali bertanya.
"Gangguan psikosomatik itu dapat memengaruhi daya tahan tubuh," kata dr. Hadiki.
"Jadi limfosit itu apa," kata Rizieq Shihab
"Salah satu penanda daya tahan tubuh," ucap dr. Hadiki.
(Cinta Islamiwati)
Rizieq Shihab dan Penelusuran Covid-19
Advertisement