Sukses

Di KTT Perubahan Iklim, Jokowi Sebut Penebangan Hutan di RI Turun Terendah 20 Tahun Terakhir

Menurut Jokowi, penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut saat ini mencapai 66 juta hektare. Angka ini bahkan masih lebih luas apabila Inggris dan Norwegia digabungkan.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi menyebut laju deforestasi atau kegiatan penebangan hutan di Indonesia saat ini turun drastis dalam 20 tahun terakhir.

Hal ini disampaikan Jokowi saat berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis 22 April 2021.

"Melalui kebijakan dan pemberdayaan dan penegakan hukum, laju deforestisasi indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir," kata Jokowi dikutip dari video yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (23/4/2021).

Menurut dia, penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut saat ini mencapai 66 juta hektare. Angka ini bahkan masih lebih luas apabila Inggris dan Norwegia digabungkan.

Selain itu, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mampu menekan angka kebakaran hutan. Kondisi ini terjadi di saat negara-negara lain justru mengalami peningkatan angka kebakaran hutan dan lahan.

"Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82 persen di saat beberapa kawasan di AS, Australia dan Eropa mengalami peningkatan terluas," ujarnya.

Hal ini membuktikkan bahwa Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim. Untuk itu, Jokowi mengajak dunia turut melakukan aksi-aksi nyata untuk perubahan iklim.

Dia juga mengajak para pemimpin untuk memajukan pembangunan hijau untuk dunia yang lebih baik. Jokowi mengatakan Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional (nationally determined contributions/NDC) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Jalankan Komitmen NDC 2030

Disamping itu, Indonesia menyambut baik penyelenggaraan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim ke-26 di Inggris untuk hasil yang implementatif dan seimbang. Indonesia juga menyambut baik target sejumlah negara menuju net zero emission tahun 2050.

Namun, agar kredibel, komitmen tersebut harus dijalankan berdasarkan pemenuhan komitmen NDC tahun 2030.

Jokowi menyebut negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan riil.

"Dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan," ucapnya.

Sebagai informasi, KTT Leaders Summit on Climate ini dibuka secara resmi oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.

Konferensi ini diikuti oleh 41 kepala negara/kepala pemerintahan/ketua organisasi internasional.