Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis, 22 April 2021 mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak seluruh dunia melakukan aksi nyata.
"Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata," ujar Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 April 2021.
Advertisement
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan laju deforestasi atau kegiatan penebangan hutan di Indonesia saat ini turun drastis dalam 20 tahun terakhir.
"Melalui kebijakan dan pemberdayaan dan penegakan hukum, laju deforestisasi indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir," ucap dia.
Menurut Jokowi, penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut saat ini mencapai 66 juta hektare. Angka ini bahkan masih lebih luas apabila Inggris dan Norwegia digabungkan.
Berikut 7 pernyataan Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Sangat Serius dalam Pengendalian Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak seluruh dunia melakukan aksi nyata.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 22 April 2021.
"Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata," kata Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 22 April 2021.
Â
Advertisement
Turunnya Penebangan Hutan di Indonesia
Jokowi menyebut laju deforestasi atau kegiatan penebangan hutan di Indonesia saat ini turun drastis dalam 20 tahun terakhir.
"Melalui kebijakan dan pemberdayaan dan penegakan hukum, laju deforestisasi indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir," kata dia.
Menurut dia, penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut saat ini mencapai 66 juta hektare. Angka ini bahkan masih lebih luas apabila Inggris dan Norwegia digabungkan.
Â
Indonesia Mampu Tekan Angka Kebakaran Hutan
Selain itu, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mampu menekan angka kebakaran hutan. Kondisi ini terjadi di saat negara-negara lain justru mengalami peningkatan angka kebakaran hutan dan lahan.
"Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82 persen di saat beberapa kawasan di AS, Australia dan Eropa mengalami peningkatan terluas," terang dia.
Â
Advertisement
Ajak Pemimpin Dunia Majukan Pembangunan Hijau
Jokowi kemudian mengajak para pemimpin untuk memajukan pembangunan hijau untuk dunia yang lebih baik.
Dia mengatakan Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional (nationally determined contributions/NDC) untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.
"Saat ini Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim," kata Jokowi.
Â
Indonesia Sambut Baik Konvensi Kerangka Perubahan Iklim ke-26
Oleh karena itu, menurut Jokowi, Indonesia menyambut baik penyelenggaraan konvensi kerangka perubahan Iklim ke-26 di Inggris untuk hasil yang implementatif dan seimbang.
Tidak hanya itu, Indonesia juga menyambut baik target sejumlah negara menuju net zero emission tahun 2050. Namun, agar kredibel, komitmen tersebut harus dijalankan berdasarkan pemenuhan komitmen NDC tahun 2030.
"Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan riil. Dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan," beber Jokowi.
Jokowi pun mengatakan untuk mencapai target persetujuan Paris dan agenda bersama berikutnya, memandang bahwa kemitraan global harus diperkuat.
Kesepahaman dan strategi perlu dibangun di dalam mencapai net zero emission dan menuju UNFCCC COP-26 Glasgow.
Â
Advertisement
Rehabilitasi Hutan Mangrove
Jokowi juga menjelaskan Indonesia sendiri sedang mempercepat pilot percontohan net zero emission antara lain dengan membangun Indonesia Green Industrial Park seluas 12.500 hektare di Kalimantan Utara yang akan menjadi yang terbesar di dunia.
"Kami sedang melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 620 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia dengan daya serap karbon mencapai empat kali lipat dibanding hutan tropis. Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk investasi untuk transisi energi," ucap dia.
Â
Indonesia Terus Lakukan Aksi Bersama
Selain itu, peluang besar juga terbuka bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, dan kendaraan listrik.
Jokowi menegaskan, presidensi Indonesia untuk G20 di tahun 2022 akan memprioritaskan penguatan kerja sama perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Lalu dia juga mengatakan Indonesia juga terus mendukung upaya para sahabat kami di kawasan Pasifik.
"Kita harus terus melakukan aksi bersama, kemitraan global yang nyata, dan bukan saling menyalahkan, apalagi menerapkan hambatan perdagangan dengan berdalih isu lingkungan," jelas Jokowi.
Â
(Syauyiid Alamsyah)
Advertisement