Sukses

4 Pesan Megawati Terkait Penanganan Bencana Alam di Tanah Air

Megawati Soekarnoputri meyakini dengan siaga menghadapi bencana alam di Tanah Air akan mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan hingga jatuhnya korban.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengapresiasi Gerakan Budaya Siaga Bencana yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

Mega menyakini, dengan siaga menghadapi bencana alam di Tanah Air akan mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan hingga jatuhnya korban. 

Hal lainnya yang menurut Megawati tak kalah penting adalah perlu adanya penelitian yang mendalam terkait jenis-jenis gempa yang bisa terjadi serta penyaluran bantuan bagi korban pasca-gempa.

"Kalau kita cuma sharing tanpa follow up, bagaimana kita menolong rakyat? Rakyat itu kerap hanya pasrah. Dengan demikian, maka harus ada pelajaran dan simulasi sebelum bencana," kata Mega yang hadir secara virtual, Jumat (23/4/2021).

Kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Presiden RI Kelima ini juga mengingatkan untuk lebih bisa berkoordinasi saat bencana alam terjadi. 

Berikut deretan pernyataan Megawati saat meresmikan Gerakan Budaya Siaga Bencana yang diinisiasi oleh BMKG dihimpun Liputan6.com: 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

1. Semua Pihak Diminta Gotong-Royong Saat Hadapi Bencana

Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri mengajak semua pihak untuk siaga menghadapi bencana mengingat kondisi geografis Indonesia.

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsda (TNI) Henri Alfiandi, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

"Maka Gerakan Budaya Siaga Bencana ini dicanangkan. Supaya tak sekedar jadi slogan, supaya segera dilaksanakan," kata Megawati, Jumat (23/4/2021).

Dirinya meyakini bahwa menghadapi bencana dan meminimalisasi kerusakan bisa dilakukan asal semuanya mau bergotong rotong.

Mega lalu menceritakan pengalaman Jepang, yang pemerintahnya dan rakyatnya, selalu belajar untuk siap menghadapi bencana. Sejumlah hal detil diperhatikan, kata Megawati, hingga soal tas ransel, alarm siaga, dan jalur evakuasi.

3 dari 5 halaman

2. Pengaturan Siaga Bencana Harus Detail

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, penanganan bencana di Indonesia harus dipikirkan hingga ke masalah detil. Menurutnya ini sering disampaikan juga oleh Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri.

Menurut dia, saat itu bencana NTT, Megawati memberikan instruksi mendetail.

"Ibu detail instruksinya. Jangan lupa, untuk perempuan dan anak- anak harus lebih diperhatikan. Baik pakaian bersih yang memang khusus untuk perempuan dan anak, serta air bersih dan makanan yang dimasak," kata Hasto.

Dia pun mengungkapkan, agar kepala daerah asal PDIP juga diminta oleh Megawati bergerak cepat. Semangat gotong royong tanpa membeda-bedakan, ditekankan betul.

"Agar mereka juga membantu adanya command center. Agar setiap informasi dari BMKG betul - betul dapat disebarluaskan dan membangun kesadaran. Bahwa kita hidup di wilayah bencana," kata Hasto.

4 dari 5 halaman

3. Pemerintah Beri Perhatian Besar Soal Penanganan Bencana

Megawati juga meminta kepada sejumlah pejabat Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin agar bisa lebih serius mengambil langkah koordinasi maupun kebijakan menghadapi kemungkinan bencana di Indonesia.

Megawati mengatakan dirinya bukan hendak mencari nama dengan aksi minta tolongnya itu.

Sambil berkelar, dia bercerita pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Dimana Megawati mengaku sudah bahagia mendapat uang pensiunan sebagai mantan anggota DPR, mantan presiden dan wakil presiden, serta nantinya sebagai Kepala Badan Pengarah BPIP. Baginya, itu semua sudah cukup untuk bisa memberi uang saku untuk cucu-cucunya.

Putri Proklamator RI Soekarno itu mengatakan dirinya meminta agar para pejabat negara pusat dan pemerintahan daerah perlu diskusi, duduk, hingga membuat keputusan bersama soal bencana. Sehingga bisa langsung diaplikasikan.

"Karena saya deg-degan melulu (tentang potensi bencana). Saya nyuwun tulung bener (minta tolong sekali). Karena ini buat rakyat, bukan buat saya. Tolong diurus sampai detil," kata Megawati.

5 dari 5 halaman

4. Potensi Gempa di DKI Jakarta Sangat Rapuh

Presiden RI Kelima ini kembali meminta agar semua pihak memberi perhatian dan mulai bergerak mengenai kemungkinan terjadi gempa besar yang menimpa Ibu Kota DKI Jakarta.

Menurut Megawati, sejauh ini penanganannya masih menyedihkan. Padahal, Pemda seharusnya bisa bergera cepat dan berkoordinasi berbasis data prediksi yang dibuat oleh BMKG.

"Waktu saya presiden, saya sudah pikir bagaimana kalau terjadi gempa di Jakarta," kata Megawati.

Saat itu, Megawati mengingat dirinya meminta tolong kepada Mendagri saat itu, Hari Sabarno untuk menyiapkan batalion pemadam kebakaran (Damkar), yang lengkap beserta peralatannya.

"Sekarang Pak Tito (Mendagri), silakan. Kenapa? Karena pengalaman. Itu harus ada mobilnya. Saya tak terbayang ketika Gedung BI terbakar, kayak apa orang diturunkan (dari gedung). Ini soal bagaimana menangani bencana. Terutama di Thamrin-Sudirman, banyak gedung tinggi. Omong lah ke pengusaha itu. Mereka jangan menunggu saja," kata Megawati.

"Saya katakan, Jakarta ini sangat fragile (rapuh). Kenapa? Karena di Selat Sunda, ada Gunung Krakatau dan anaknya Rakata. Ring of fire itu atas bawah. Menurut cerita orang yang tahu, anaknya Rakata ini, kekuatannya lebih kuat dari ibunya (Krakatau)," urai Megawati.