Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas pada Sabtu (24/4/2021) dinihari. Tercatat ada empat kali guguran awan panas. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat guguran awan panas terjadi pada pukul 00.03 WIB, 00.42 WIB, 01.07 WIB dan 01.29 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan bahwa guguran awan panas pada pukul 00.03 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 30mm dan durasi 160 detik. Jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya.
"Awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 00.42 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 77 detik. Awan panas guguran ini memunyai jarak luncur 700 meter ke arah tenggara," kata Hanik kepada wartawan.
Advertisement
Hanik mengungkapkan setelahnya guguran awan panas kembali terjadi pukul 01.07 WIB dengan jarak luncur sejauh 800 meter ke arah tenggara. Ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 87 detik.
"Awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pukul 01.29 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 92 detik. Jarak luncur 1200 meter ke arah barat daya," ungkap Hanik.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berstatus Siaga
Terkait kondisi saat ini, Hanik menerangkan jika status Gunung Merapi masih berada pada level siaga. Status ini dikeluarkan oleh BPPTKG Yogyakarta sejak 5 November 2020 lalu.
Hanik menjabarkan saat ini, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer dan pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh tiga kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.Â
Reporter : Purnomo Edi
Sumber: Merdeka
Advertisement