Liputan6.com, Jakarta - Gempa yang terjadi di wilayah Sukabumi dengan kekuatan magnitudo 5,6 juga dirasakan warga Depok. Tidak sedikit warga Depok dikejutkan dengan gempa yang terasa hingga 10 detik.
Salah seorang warga Kelurahan Sawangan Baru, Ali Budi Winarto mengatakan, gempa bumi dirasakan dirinya saat berada di dalam kamar. Saat itu, usai melaksanakan salat ashar, Ali beristirahat sebentar di dalam kamarnya.
Baca Juga
"Saat saya tiduran saya merasakan pusing, setelah orangtua teriak ada gempa, saya langsung keluar kamar,” ujar Ali, Selasa (27/4/2021).
Advertisement
Ali menjelaskan, setelah keluar kamar dirinya melihat banyak tetangga yang berhamburan ke luar rumah. Hal itu dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Dirinya masih mencari tahu gempa yang dirasakan berasal dari wilayah mana.
"Lumayan lama sekitar 10 detik ada, belum tau bersumber dari mana gempanya,” terang Ali.
Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Cipayung, Muniroh menuturkan, gempa bumi terasa saat dirinya melayani pembeli. Saat itu dirinya merasakan guncangan dan mengira hanya pusing kepala. Namun setelah Muniroh memperhatikan wadah es yang dia jual, air didalam wadah es tersebut bergoyang.
Saya kira pusing tapi saya liat es saya airnya bergoyang dan pembeli juga merasakan gempa itu,” ucap Muniroh.
Muniroh tidak mengetahui secara pasti berapa lama guncangan gempa. Namun dirinya masih ingat gempa terjadi sekitar pukul 16.25 WIB dan dirasakan cukup lama guncangannya karena membuat dagangannya bergerak.
“Cukup lama kayaknya, soalnya air es sama tutup gelas untuk es bergerak,” pungkas Muniroh.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penyebab Gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan gempa yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021). Gempa yang sebelumnya bermagnitudo 5,6 diupdate menjadi 5.
"Episenter terletak pada koordinat 7,74 LS dan 106,92 BT tepatnya di laut pada jarak 89 km arah Selatan Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 58 km," ujar Kepala Badan Mitigasi dan Gempa Bumi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono kepada wartawan, Selasa (27/4/2021).
Dia menambahkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Sukabumi ini merupakan jenis gempa dangkal yang diduga dipicu adanya penyesaran/patahan dalam Lempeng Indo-Australia. Sehingga gempa ini dapat disebut sebagai gempa intraslab (oceanic intraslab earthquake) seperti halnya gempa 6,1 yang terjadi di selatan Jawa Timur pada 10 April 2021 lalu.
"Gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa pergerakan geser atau mendatar (strike-slip fault)," kata dia.
Getaran gempa ini dirasakan di wilayah cukup luas hingga Tangerang dan Jakarta. Di daerah Sukabumi, Rangkasbitung, Bayah, Cihara, Cilograng, Panggarangan, dan Bogor, guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Sementara di Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bandung, dirasakan dalam skala intensitas II MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan rumah yang ditimbulkan akibat gempa," ujar dia.
Daryono menerangkan gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya relatif dalam, dengan kekuatan yang relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi lantai samudra dan mengganggu kolom air laut.
"Hingga pukul 17.05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," ungkap dia.
Gempa ini, Daryono menerangkan merupakan gempa ke dua yang guncangannya signifikan oleh masyarakat dan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa, karena tadi pagi pukul 10.22.59 WIB juga terjadi gempa dengan magnitudo 4,6 yang berpusat di laut pada jarak 91 km arah baratdaya Gunungkidul, Yogyakarta, dengan kedalaman 24 km dirasakan di Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman.
Advertisement