Sukses

Tersangka AI Mengaku Lemah Iman Saat Merekayasa Babi Ngepet di Depok

Tersangka meminta maaf atas kejadian yang terjadi pada Selasa 27 April 2021 tentang viral babi ngepet di Depok yang merupakan rekayasa.

Liputan6.com, Jakarta - AI (44), pria pembuat rekayasa babi ngepet di wilayah Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, menundukkan kepala dengan tangan di borgol saat diperlihatkan di Polres Metro Depok. Menggunakan baju tahanan, AI hanya bisa pasrah untuk menjalani kehidupannya di balik jeruji sel tahanan.

Dia meminta maaf atas kejadian yang terjadi pada Selasa 27 April 2021 tentang viral babi ngepet yang merupakan berita hoaks atau direkayasa.

Dia merekayasa hal tersebut karena menerima laporan atas hilangnya sejumlah uang milik warga, sehingga mendorongnya untuk membuat rekayasa babi ngepet.

"Namun pada akhirnya semua berjalan dalam keadaan yang salah sangat fatal. Saya akui itu adalah salah yang sangat fatal dan sekali lagi atas kejadian ini saya memohon maaf," ujar AI, Kamis (29/4/2021).

AI juga meminta maaf khususnya warga Kelurahan Bedahan dan Indonesian dengan adanya rekayasa babi ngepet. Menurutnya, rekayasa babi ngepet merupakan merupakan idenya kemudian menjadi viral.

Adanya viral babi ngepet tersebut, kata dia, memang membuatnya tenar namun ternyata tidak memiliki keuntungan.

"Saat itu saya hilaf dan iman saya lemah. Iman saya turun sebagai manusia setan masuk ke dalam diri saya, sehingga saya punya satu pikiran yang sangat jahat dan sangat tidak masuk akal," terang AI.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jadikan Masyarakat Ikut Sesat

AI menuturkan, pada saat melakukan rekayasa tersebut tidak menyadari perrbuatannya dapat menyebabkan masyarakat menjadi sesat. Dia pun mengaku menyesal.

Untuk itu, dirinya meminta maaf kepada masyarakat luas atas perbuatan yang telah dilakukannya dengan merekayasa babi ngepet.

"Waktu pengerjaan namanya manusia lagi dalam kadar imannya turun tidak sadar, tapi ketika sudah terjadi seperti ini penyesalan sudah tidak ada artinya lagi, nasi sudah menjadi bubur," sesat AI.