Liputan6.com, Jakarta Serikat buruh berencana menggelar aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Aksi ini akan dilakukan di sejumlah titik, di antaranya Kantor Organisasi Buruh Internasional (ILO), Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dan Patung Arjuna Wiwaha.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito meminta rencana aksi unjuk rasa May Day mempertimbangkan risiko penularan Covid-19.
"Saya meminta kepada siapa pun yang ingin melakukan aktivitas hari buruh internasional, untuk betul-betul mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang terjadi, seperti potensi penularan Covid-19 yang dapat terjadi," katanya melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu (1/5/2021).
Advertisement
Wiku mengatakan, aksi unjuk rasa berisiko menimbulkan kerumunan sehingga memicu penularan Covid-19. Dia mengingatkan, semua kegiatan yang melanggar ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro akan ditindak pihak Kepolisian sesuai hukum yang berlaku.
"Penting diketahui, segala betuk kegiatan yang melanggar PPKM Mikro akan ditindak pihak Kepolisian sesuai undang-undang yang berlaku," ujarnya.
Sebagai informasi, petugas gabungan telah disiapkan untuk mengawal peringatan May Day pada Sabtu, 1 Mei 2021. Sebanyak 6.394 personel terdiri TNI-Polri dan unsur pengamanan Pemprov DKI Jakarta disiagakan mengawal aksi buruh tersebut.
"Sebanyak 6.394 personel, kemungkinan masih akan bertambah lagi yang akan kita turunkan, gabungan TNI, Polri dan pemerintah daerah (pemda)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (30/4/2021).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Patuhi Protokol Kesehatan
Yusri mengatakan, pihaknya menerima surat pemberitahuan aksi unjuk rasa dari berbagai serikat buruh. Yusri pun mengingatkan agar peserta buruh untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Kami sudah sampaikan imbauan seperti patuhi protokol kesehatan ada aturan perundang-undangan, kami akan tegas melakukan penindakan apabila melanggar protokol kesehatan," kata dia.
Â
Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com
Advertisement