Liputan6.com, Jakarta - Setiap 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Mengingat saat ini kita berada di masa pandemi Covid-19, maka upacara Hardiknas 2021 dilakukan secara virtual.
Upacara Hardiknas 2021 diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Baca Juga
Dalam sambutannya, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menyampaikan berbagai upaya dan terobosan merdeka belajar untuk memperbaiki pendidikan Indonesia.
Advertisement
"Kementerian secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan merdeka belajar," ujar Nadiem lewat akun Youtube Kemendikbud, Minggu (2/5/2021).
Menurut dia, ada empat kebijakan yang baik telah dilakukan maupun akan diteruskan oleh Kemendikbud untuk memperbaiki sistem pendidikan. Salah satunya adalah perbaikan pada infrastruktur dan teknologi.
Selain Nadiem, Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut mengucapkan selamat memperingati Hardiknas yang diperingati setiap 2 Mei.
Dia meminta para siswa untuk terus semangat dalam menuntut ilmu, meski telah setahun lebih dikurung pandemi Covid-19.
"Setahun lebih dunia terkungkung pandemi, tapi semangat belajar anak-anak kita jangan pernah lunglai," kata Jokowi melalui akun instagramnya @jokowi.
Berikut deretan ucapan dari sejumlah tokoh pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mendikbud Ristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan momentum untuk menghidupkan kembali pemikiran Ki Hajar Dewantara.
"Mulai hari ini, pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia tersebut haruslah kita jiwai dan kita hidupkan kembali agar lekas tercipta pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati," ujar Nadiem dalam pidatonya pada peringatan Hardiknas, seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/5/2021).
Nadiem yang saat upacara Peringatan Hardiknas 2021 menggunakan pakaian adat Rote NTT itu, menambahkan, sudah terlalu lama pemikiran Ki Hajar Dewantara tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Pendidikan di Indonesia haruslah menuju arah lahirnya kebahagiaan batin serta juga keselamatan hidup. Esensi mendasar pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia.
“Ini merupakan momen yang tepat bagi kita untuk merefleksikan kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. Lembaran baru pendidikan Indonesia berarti transformasi. Transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa, dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang,” tuturnya.
Dia menambahkan dirinya ingin anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayatnya, dan pelajar yang mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri.
Oleh karena itu, Kemendikbud-Ristek konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar. Empat upaya perbaikan terus dikerjakan bersama berbagai elemen masyarakat.
Upaya perbaikan tersebut yakni pada sektor infrastruktur dan teknologi, kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Kemudian perbaikan kepemimpinan, masyarakat dan budaya serta perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.
"Sejak saya menjabat sampai dengan saat ini, termasuk pada masa pandemi, sepuluh episode Merdeka Belajar telah diluncurkan dan akan masih banyak lagi terobosan-terobosan Merdeka Belajar yang akan kita lakukan," katanya.
Transformasi yang bermakna itu dikerjakan agar segala sesuatu yang selama ini membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan-lompatan kemajuan.
"Dari lubuk hati yang terdalam, saya dan keluarga besar kementerian mengucapkan terima kasih yang tak terhingga," katanya.
"Terobosan-terobosan Merdeka Belajar betul-betul dapat menyasar seluruh masyarakat, mulai pendidik dan pelajar dari PAUD sampai pendidikan tinggi, orangtua, para wakil rakyat, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, hingga dunia usaha dan dunia industri, dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote," lanjut dia.
Krisis pandemi, lanjut dia, merupakan ladang optimisme yang menunggu untuk dipanen. Krisis adalah kesempatan untuk menuai kemajuan. Saat ini ada sebagian yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka secara terbatas, ada juga yang tengah bersiap.
Nadiem sangat bersemangat, melihat masyarakat sadar bahwa harus terus bergerak maju dan melakukan berbagai lompatan kemajuan tanpa keraguan, tentunya dengan mengedepankan keselamatan dan kesehatan.
"Kita perlu memahami bahwa pandemi bukanlah satu-satunya tantangan yang kita hadapi. Di depan, masih membentang sederet tantangan yang akan dan harus kita lalui bersama. Mari kita lalui segala tantangan dengan inovasi dan solusi," katanya.
"Mari kita ciptakan sejarah yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia. Mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana. Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Saling memintarkan, saling menyayangi, dan saling memelihara, demi satu tujuan yakni SDM unggul, Indonesia maju," tandas Nadiem.
Advertisement
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei.
Jokowi meminta para siswa untuk terus semangat dalam menuntut ilmu, meski telah setahun lebih dikurung pandemi Covid-19.
"Setahun lebih dunia terkungkung pandemi, tapi semangat belajar anak-anak kita jangan pernah lunglai," kata Jokowi melalui akun instagramnya @jokowi, Minggu (2/5/2021).
Seperti diketahui, guru dan siswa memang menjalankan pembelajaran jarak jauh atau daring sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020.
Jokowi pun berharap para siswa dan guru dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka seperti dahulu.
"Semoga masa-masa sulit ini segera usai, dan kita semua bertatap muka lagi," jelas dia.
Komisi X DPR
Komisi X DPR RI menyoroti pekerjaan rumah pemerintah pada momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021.
Salah satunya terkait kesejahteraan guru honorer yang masih jauh dari layak, hingga fasilitas pendidikan yang tidak merata.
"Kesejahteraan guru terutama honorer, kemudian data pendidikan yang masih belum optimal, lalu penyebaran guru terutama di wilayah 3T, dan infrastruktur sekolah yang masih banyak tertinggal. Lalu juga kemampuan untuk masuk dunia teknologi dan digital," kata Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf.
Dede menyebut, 20 persen dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan belum dikelola sempurna oleh Kemendikbud.
"Alokasi 20 persen APBN yang belum semuanya dilaksanakan oleh Kemendikbud. Hanya 30 persen yang dikelola Kemendikbud. Sisanya tersebar di KL lain dan ke daerah. Jadi itu hal-hal spesifik yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan kedepannya," ucapnya.
Ia meminta pemerintah memprioritaskan kesejahteraan guru dan mengembalikan profesi guru sebagai pekerjaan terhormat.
"Jadikan guru sebagai pekerjaan berdaulat dan terhormat," kata Dede Yusuf menandaskan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X atau Komisi Pendidikan DPR Hetifah Saifudin menyampaikan catatan untuk Kemendikbud-Ristek dalam rangka peringatan Hardiknas 2021. Dia menyebut, Hardiknas kali ini merupakan kali kedua peringatan selama pandemi Covid-19.
"Hari ini, 2 Mei 2021 merupakan kedua kalinya kita merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di tengah pandemi. Selama setahun lebih, dunia pendidikan dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan. Segala pihak mulai dari siswa, tenaga pendidik, orangtua, hingga pemangku kebijakan melakukan berbagai upaya agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal, dan dampak negatif dari pandemi bisa diminimalisir," kata Hetifah.
Dia berharap, sekolah tatap muka yang akan segera dilaksanakan dapat dipersiapkan dengan matang. Ia juga berharap, vaksinasi guru harus segera diselesaikan.
"Dengan gencarnya vaksinasi terhadap guru, Insyaallah kita akan dapat lagi segera melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan protokol yang ketat tentunya. Hal itu tentu membutuhkan persiapan yang matang, mulai dari memastikan keamanan dan keselamatan selama proses pembelajaran," ujar dia.
Politikus Partai Golkar itu meminta agar ketertingalan dalam pembelajaran selama setahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat dikejar.
"Bagaimana membiasakan kembali pembelajaran secara langsung yang sudah lama tidak terjadi, dan mengejar ketertinggalan serta meminimalisir dampak learning loss yang terjadi selama setahun ke belakang," ucap dia.
Hetifah optimistis dengan bekerja keras pendidikan atau pembelajaran tatap muka tahun ini dapat berjalan sukses.
"Di tahun ini, lagi-lagi dunia pendidikan harus bekerja keras. Saya percaya, dengan kolaborasi yang baik antarpara stakeholder, dan keinginan bersama untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda kita, kita dapat segera bangkit dan mengantarkan anak-anak kita menuju masa depan yang lebih baik," tandas Hetifah.
Advertisement
Ketua DPR RI
Pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi segera mencermati angka putus sekolah akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, pembelajaran jarak jauh (PJJ) menurutnya juga harus menjadi fokus untuk pemerataan infrastruktur pendidikan.
"Apakah karena terkendala pembelajaran jarak jauh (infrastruktur), atau anak berhenti sekolah karena persoalan ekonomi keluarga akibat pandemi," kata Puan, Minggu (2/5/2021).
Puan menilai Kemendikbud Ristek harus mencari penyebab anak putus sekolah selama pandemi. Peringatan Hardinknas 2021 yang mengambil tema "Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar" menurutnya adalah momentum tepat untuk memetakan persoalan dan menghadirkan solusinya.
Selain itu, lanjutnya, pandemi Covid-19 masih berlangsung dan pembelajaran jarak jauh masih akan diterapkan, Puan juga meminta Kemendikbud Ristek melakukan pembenahan dam pemerataan infrastruktur pembelajaran jarak jauh.
"Agar merata dan tidak terjadi kesenjangan infrastrukur PPJ atau online antardaerah dan wilayah," ungkapnya.
Politikus PDI Perjuangan itu juga meminta Kemendikbud Ristek menguji efektivitasnya, kualitas tenaga pendidik, peserta didik, dan materi pembelajarannya.
“Untuk mencegah semakin lebarnya kesenjangan pendidikan, terutama pada masa pembelajaran jarak jauh yang mensyaratkan infrastruktur digital, akses internet, serta perangkat pendukung. Bila tidak ada tindakan maka kesenjangan pendidikan bisa semakin lebar,” ujar Puan.
Puan mengingatkan bahwa pendidikan adakah hak dasar semua anak bangsa yang harus menjadi fokus pemerintah.
"Karena pendidikan adalah hak, kebutuhan dasar, dan harus mampu mewujudkan national and charachter building," pungkas Puan.
Hari Pendidikan Nasional
Advertisement