Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito meluruskan polemik data 4.123 pemudik positif Covid-19 hasil tes acak. Dia menyebut, angka tersebut merupakan akumulasi data hasil pemeriksaan selama peniadaan mudik dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
"Mohon untuk jangan dilihat sebagai yang positif itu dilakukan hanya di masa peniadaan mudik saja. Jadi ini adalah pengumpulan data," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (13/5/2021).
Wiku menyebut, 4.123 orang positif Covid-19 ditemukan berdasarkan hasil skrining yang dilakukan Polri melalui sejumlah operasi. Temuan itu kemudian digabung dengan hasil skrining Polri selama pemberlakuan PPKM mikro.
Advertisement
"Bahwa skrining yang dilakukan oleh Polri dari beberapa operasinya Amanusa termasuk juga dari bantuan Polri melakukan testing di PPKM Mikro digabung jadi satu. Kebetulan angkanya sekitar 4.000 tersebut disampaikan oleh Pak Menko dan itu tetap akan bertambah terus tentunya," ujar Wiku.
4.123 pemudik positif Covid-19
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, 4.123 dari 6.742 atau setara 61,15 persen pemudik positif Covid-19. Ribuan pemudik yang positif Covid-19 diketahui berdasarkan hasil tes acak di 381 titik penyekatan.
"Secara umum pengetatan yang dilakukan oleh Polri di 381 lokasi dan operasi ketupat kemarin jumlah pemudik yang dirandom testing 6.742 orang, konfirmasi positifnya 4.123 orang," jelasnya dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin 10 Mei 2021.
Dari total pemudik positif Covid-19, 1.686 di antaranya tengah menjalani isolasi mandiri dan 75 dirawat.
Data yang disampaikan Airlangga Hartarto mendapat kritikan dari Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono. Pandu mengatakan data pemerintah bahwa 61,15 persen pemudik di Indonesia positif terinfeksi Covid-19 tidak bisa dipercaya.
"Datanya tidak bisa dipercaya," kata Pandu saat dihubungi merdeka.com, Rabu 12 Mei 2021.
Menurut Pandu, sumber data 61,15 persen pemudik positif Covid-19 tidak jelas. Sebab, pemerintah tidak mengungkapkan metode yang digunakan untuk memeriksa pemudik.
Selain itu, pemerintah tidak menjelaskan pemudik yang positif terjangkit Covid-19 menggunakan moda transportasi apa.
"Pemeriksaannya tidak diberi tahu pakai apa, terus orangnya seperti apa. Kan pemudik ada yang pakai motor, pakai mobil, pakai bus, tujuannya di mana. Jadi angka itu ya angka tidak bisa dipercaya," ujarnya.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka
Advertisement