Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan akan mengirimkan 200.000 alat rapid test antigen untuk pemeriksaan pemudik saat arus balik di penyeberangan Bakauheni-Merak. Ratusan ribu alat rapid test antigen ini akan dikirim melalui Dinas Kesehatan Lampung.
"Prinsipnya saya dapat angka 150.000 sampai 200.000. Kita akan support, segera akan kami kirim melalui Dinkes atau KKP," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, Jumat (14/5/2021).
Selain alat rapid test antigen, Maxi berjanji akan mengirimkan tenaga kesehatan untuk membantu pemeriksaan di penyeberangan Bakauheni-Merak. Namun, dia tidak memastikan berapa tenaga kesehatan yang akan diterjunkan.
Advertisement
Maxi menyarankan, pemeriksan terhadap pemudik yang kembali ke Pulau Jawa menggunakan rapid test antigen tidak dilakukan di Pelabuhan Bakauheni. Sebab, pelabuhan tersebut tidak akan mampu menampung pemudik yang hendak menjalani pemeriksaan.
Menurutnya, Satgas khusus penyeberangan Bakauheni-Merak harus melakukan pemetaan lokasi yang tepat untuk melakukan pemeriksaan rapid test antigen sehingga tidak menimbulkan kerumunan.
"Tadi teknisnya kalau boleh diatur, jangan di pelabuhan karena akan menimbulan chaos," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo memberikan arahan terkait penggunaan alat swab antigen di penyeberangan Bakauheni-Merak saat mengawasi arus balik pemudik. Dia meminta, penggunaan swab antigen diprioritaskan bagi pemudik yang tidak membawa dokumen perjalanan lengkap atau kondisi kesehatannya tidak stabil.
"Jadi kita pastikan ini supaya nanti di lapangan tidak bingung, tidak ragu dan tidak bimbang. Rencananya, swab antigen ini hanya diberlakukan bagi mereka yang ketika membawa dokumen tidak bisa menunjukkan bukti atau mereka yang secara fisik diragukan kesehatannya," katanya dalam Rakor Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (14/5/2021).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bisa Gunakan GeNose
Doni mengatakan alat swab antigen tidak bisa digunakan untuk memeriksa seluruh pemudik yang kembali ke Pulau Jawa melalui Bakauheni. Sebab, Kementerian Kesehatan memiliki keterbatasan alat swab antigen.
"Kalau catatan saya kemarin, yang sudah menyeberang ke Sumatera itu ratusan ribu, mungkin mendekati satu juta orang. Nah kalau ini kita lakukan antigen semuanya maka biaya yang dikeluarkan pemerintah sangat besar. Saya yakin Kementerian Kesehatan tidak memiliki alat pemeriksaan swab antigen sebanyak itu," ujarnya.
Sementara pemeriksaan terhadap pemudik dengan dokumen perjalanan lengkap, kata Doni, cukup menggunakan GeNose apabila alat rapid test antigen habis terpakai.
"GeNose sudah bisa kita berlakukan namun prioritasnya adalah antigen karena GeNose kalau kita lihat terakhir ada faktor false yang cukup tinggi," tandasnya.
Reporter: Supriatin
Sumber: Merdeka
Â
Advertisement