Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mengikuti anjuran pemerintah, untuk mengurangi mobilitas saat Idul Fitri 1442 Hijriah tahun ini.
Alhasil hingga hari ketiga pasca Hari Raya Idul Fitri, tidak terlihat adanya lonjakan angka COVID-19 di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah. Sebaliknya, angka COVID-19 di Kota Semarang justru mengalami penurunan sejak tanggal 11 Mei 2021 hingga 16 Mei 2021, dari semula berjumlah 413 menjadi 340.
Baca Juga
Adapun tren COVID-19 yang terjadi saat ini di Kota Semarang, berbanding terbalik dengan yang terjadi saat perayaan Lebaran tahun sebelumnya. Kala itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut sampai harus menetapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) tahap tiga untuk mengendalikan angka COVID-19 yang terus meningkat sejak jelang Lebaran tiba.
Advertisement
Padahal tahun kemarin, sebelum memutuskan memperpanjan PKM, Pemerintah Kota Semarang sempat berancang - ancang untuk akan menjalankan skema normal baru.
Hendi pun menyebutkan penurunan kasus covid-19 itu terjadi karena upaya pencegahan yang dilakukan, di antaranya seperti penyekatan pemudik pada setiap pintu masuk kota, juga pencegahan kerumunan dilakukan. Selain itu, disiplin warga dalam melaksanakan protokol kesehatan ditekankannya menjadi kunci terpenting.
Sementara itu, Hendi yang pada saat Hari Raya Idul Fitri lalu memilih menghabiskan waktunya dengan berlebaran bersama pasien COVID-19 di Rumah Karantina Kota Semarang juga menuturkan, penanganan cepat terhadap kesembuhan pasien covid-19 baik di rumah sakit maupun tempat karantina juga menjadi peran penting dalam penurunan jumlah kasus yang ada.
Namun meskipun terjadi penurunan angka COVID-19 di Kota Semarang saat lebaran tahun ini, Hendi mengungkapkan bahwa grafik jumlah orang terkonfirmasi positif masih belum turun konstan. Wali Kota Semarang tersebut menggambarkan grafik jumlah penderita harian di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah masih naik turun.
Untuk itu, Hendi menegaskan akan tetap menjalankan sejumlah antisipasi agar kasus lonjakan COVID-19 di Kota Semarang tidak terjadi. Apalagi dirinya mengungkapkan, saat ini klaster penyebaran COVID-19 di Kota Semarang terjadi di lingkup keluarga, sehingga harus lebih pemerintah harus lebih teliti. Dirinya pun berharap masyarakat dapat terus mendukung pemerintah dengan tertib menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktifitas.
"Saya sudah menyampaikan kemarin, bahwa berdasarkan data kasus COVID-19 yang terjadi di Kota Semarang, klaster keluarga saat ini mendominasi, artinya dari satu anggota terpapar, kemudian menular ke anggota keluarga lainnya. Ini yang harus menjadi perhatian," ujarnya.
"Terima kasih kepada sedulur - sedulur yang sudah mau mengikuti anjuran pemerintah untuk bersama - sama mencegah penyebaran COVID-19. Saya harap kekompakan ini bisa terus terjaga, untuk kenyamanan dan kesehatan kita bersama," tekannya.
Â
(*)