Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah menyatakan 'data is new oil'. Hal tersebut menekankan bahwa data akurat layaknya kekayaan baru yang sangat berharga saat ini, bahkan nilainya bisa lebih berharga daripada minyak.
Tidak heran, banyak pihak berupaya menjual data dengan berbagai cara meski ilegal sekalipun. Seperti salah satunya kasus kebocoran data individu yang informasinya berasal dari sosial media Twitter.
Berdasarkan hasil analisis Tim Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, lanjutnya, didapat fakta bahwa pelaku mengiklankan penjualan data individu di website dengan alamat https://raidforums.com/Thread-SELLING-Indonesian-full-Citizen-200M-NIK-KPT-PHONE-NAME-MAI-LADDRESS-Free-1Million. Nama pengguna yang mengiklankan data tersebut adalah Kotz.
Advertisement
"Pada iklan di website tersebut yang bersangkutan memberikan link sample data individu yang bisa didownload sebagai sampel data, data yg sudah didownload berbentuk file CSV (comma separated value) dan setelah diimport berjumlah 1.000.000 rows," tutur Zudan di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Zudan menyebut, hasil penelusuran tim atas import data sampel itu memperoleh struktur data yang terdiri dari sejumlah kolom.
"PSNOKA, PSNOKALAMA, PSNOKALAMA2, NAMA, NMCETAK, JENKEL, AGAMA, TMPLHR, TGLLHR, FLAGTANGGUNGAN, NOHP, NIK, NOKTP, TMT, TAT, NPWP, EMAIL, NOKA, KDHUBKEL, KDSTAWIN, KDNEGARA, KDGOLDARAH, KDSTATUSPST, KDKANTOR, TSINPUT, TSUPDATE, USERINPUT, USERUPDATE, TSSTATUS, DAFTAR," jelas dia.
Lebih lanjut, Zudan memastikan bahwa berdasarkan poin empat dari struktur dan pola data penduduk yang diperoleh, seluruhnya bukanlah data yang berasal dari Dukcapil.
"Karena struktur data di Dukcapil tidak seperti itu. Struktur data di Dukcapil tidak ada tanggungan, email, NPWP, no HP, tmt, tat," Zudan menandaskan.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dijual Rp 87 Juta
Data 279 juta penduduk Indonesia diduga bocor dan dijual di forum online. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang diunggah Kamis, (20/5/2021).
Dalam cuitannya, akun tersebut mengatakan data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual, termasuk data orang yang telah meninggal dunia.
Sejauh ini belum diketahui data bocor ini berasal dari instansi mana. Namun, sejumlah dugaan menyebutkan data bocor berasal dari BPJS Kesehatan.
Dalam screenshot penjualan data yang dicuitkan, data penduduk Indonesia yang bocor meliputi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan data pribadi lainnya.
Kendati demikian, dari data yang bocor, disebutkan tidak ada password di dalamnya.
Berdasarkan informasi, pemilik data menjual kumpulan data ini dengan harga 0,15 bitcoin atau setara Rp 87 juta.
Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta penduduk yang dijual online, si pengunggah data memberikan sampel berisi 1 juta data penduduk Indonesia.
Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file bayfiles, anonfiles, dan mega.nz.
Menurut beberapa warganet yang berkomentar di cuitan tersebut, sampel 1 juta data bocor tersebut cukup valid, di dalamnya memuat akun Facebook, Instagram, hingga AskFM.
Â
Advertisement