Liputan6.com, Jakarta Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan, dengan pemecatan terhadap 51 pegawai lembaga antirasuah yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) tak melunturkan semangat untuk terus memberantas korupsi di Indonesia.
"Saya yakin kawan-kawan akan tetap semangat, karena memang tidak semua perjuangan akan membuahkan hasil." kata Novel kepada wartawan, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga
Namun, dia memastikan perjuangan memberantas korupsi yang menjadi harapan masyarakat Indonesia harus dilakukan hingga akhir.
Advertisement
"Sehingga, bilapun tidak berhasil, maka kami akan dengan tegak mengatakan bahwa kami telah berupaya dengan sungguh-sungguh, hingga batas akhir yang bisa diperjuangkan," ungkap Novel.
Dia juga menyebut apa yang sebenarnya terjadi dengan dipecatnya 51 pegawai KPK, jelas suatu hal yang dipaksakan.
Diketahui, pengumuman pemecatan 51 pegawai disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
"Terkait pengumuman pimpinan KPK yang disampaikan oleh AM, menggambarkan sikap oknum pimpinan KPK yang akan memaksakan agar terjadi pemecatan terhadap 75 pegawai KPK, baik langsung maupun tidak langsung," kata Novel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangkangan Lembaga Negara
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengaku sudah memprediksi soal pemecatan terhadap pegawai yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Adapun dia salah satu yang tak lolos TWK. Total dari 75 pegawai, 51 orang dipecat.
"Hari ini kita mendapatkan kabar yang sudah kita bisa prediksi. Tentu mengejutkan dan saya pikir sangat mengecewakan, karena 75 pegawai yang tidak memenuhi syarat tes wawasan kebangsaan, kemudian 51 di antaranya diberhentikan atau dengan kata lain dipecat. Dan 24 di antaranya akan dibina dan tidak ada kepastian apakah mereka akan dilantik menjadi ASN," kata Giri melalui sebuah rekaman video, Selasa (25/5/2021).
Dia menuturkan, apa yang disampaikannya ini mewakili rakyat Indonesia dan seluruh pegawai KPK. Menurutnya, harapan akan Indonesia yang bersih hingga simbol kejujuran dan integritas telah dirusak lewat upaya-upaya yang jelas terlihat.
"Tentu ini adalah bentuk dari suatu pembangkangan dari lembaga negara. Karena Presiden sudah jelas menyatakan bahwa 75 pegawai bisa dilakukan pembinaan pendidikan kedinasan, sehingga dia tidak harus menjadi keluar dari KPK dan dia bisa menjadi bagian dari pegawai-pegawai terbaik dari pemberantasan korupsi," ungkap Giri.
Advertisement