Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Bima Haria Wibisono mengaku tak masalah apabila disomasi oleh mantan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sujanarko. Bima menekankan dirinya dapat menuntut balik Sujanarko.
Adapun Sujanarko mempertanyakan Bima Haria yang mengecap dirinya tak bisa dibina usi tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Dia pun berencana mesomasi Kepala BKN.
Baca Juga
"Somasi aja. Somasi kan hak orang. Saya juga bisa menuntut balik," kata Bima Haria saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (28/5/2021).
Advertisement
Dia tak menjelaskan secara detail alasan dan tolak ukur yang membuat 51 pegawai KPK, termasuk Sujanarko tak bisa dibina. Bima menyebut keputusan itu berdasarkan hasil asesmen.
"Coba tunjukan yang bilang tidak bisa dibina dan label merah itu siapa? Asesor terikat kode etik untuk tidak boleh membuka hasil test ke publik," jelasnya.
Seperti diketahui, 75 pegawai yang dibebastugaskan akibat tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK), 51 di antaranya dipecat. Mereka dipecat lantaran dianggap tak bisa dibina.
Dilabeli dengan pernyataan tidak bisa dibina, Sujanarko mempertanyakan perbedaan dirinya dan pegawai KPK lainnya dengan teroris. Sujanarko juga berencana memberikan somasi kepada Bima Haria.
"Apa bedanya saya dengan teroris? Apa bedanya saya dengan pasukan separatis, sampaikan ini ke Bima Haria untuk bisa menjawab hal itu, apa argumentasinya. Saya tengah berpikir akan melakukan somasi terhadap Bima Haria," ujar Sujanarko dalam keterangannya, Kamis 27 Mei 2021.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Lolos TWK
Sujanarko merupakan salah satu dari 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK. Sujanarko yang kini menyatakan diri pensiun dari lembaga antirasuah itu meminta Bima Haria membuktikan anggapan pegawai KPK yang dipecat tak bisa dibina dan tak memiliki wawasan kebangsaan.
"Paling tidak dia bisa menjawab dan punya bukti dan fakta bahwa saya tidak bisa dididik, saya dilabeli merah, apa buktinya, saya ikut organisasi terlarang, saya taliban, buktikan," tutur Sujanarko.
Advertisement