Sukses

3 Tokoh Bersuara soal Nilai E Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta dari Kemenkes

Untuk diketahui Kemenkes memberikan nilai E pada DKI Jakarta untuk kategori bed occupancy rate dan tracing Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Penilaian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap penanganan Covid-19 di DKI Jakarta menuai beragam pendapat dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani.

Kemenkes memberikan nilai E pada DKI Jakarta untuk kategori bed occupancy rate dan tracing Covid-19.

Zita menyebut, penilaian tersebut justru malah akan melukai hati pada tenaga kesehatan yang selama ini berada di garis depan dalam penanganan Covid-19.

"Sekalipun penularannya meningkat, tapi tidak bisa dikatakan nilai E, itu melukai banyak perasaan tenaga kesehatan di Ibu Kota," ungkapnya, Jumat (28/5/2021).

Tolak ukur penilaian tersebut bahkan sempat dipertanyakan epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono. Menurutnya indikator penilaian tersebut dianggap tidak jelas.

"Apa itu E? Tidak jelas, saya benar-benar tidak paham apa yang diomongin Kemenkes," ucap Pandu kepada Merdeka, Jumat. 

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan terkait kategori E yang diberikan pihaknya untuk DKI Jakarta dalam penanganan Covid-19.

Dia menyampaikan bahwa kapasitas keterisian tempat tidur yang masih tidak terkendali dan upaya tracing yang juga dinilai masih buruk.

Lantas, apa tanggapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria terkait nilai E untuk penanganan Covid-19 di Ibu Kota: 

 

 ** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

1. Wagub Riza Patria

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait penilaian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

Riza menegaskan, pihaknya sudah berupaya optimal melakukan pengendalian pandemi Covid-19.

"Semuanya nanti akan kita akan evaluasi. Dan saya tidak bisa mengomentari apa yang menjadi penilaian dari pusat," ujar Riza, Kamis, 27 Mei 2021.

Politikus Gerindra itu berujar, selama ini seluruh sektor yang ada di Pemprov DKI saling berjibaku berupaya mengendalikan penularan Covid-19.

Satu hasil baik yang diklaim Riza yaitu angka kesembuhan terus meningkat, sedangkan angka kematian akibat Covid-19 terus menurun.

Tidak hanya dilihat dari persentase kematian dan kesembuhan, Riza berpendapat penanganan pandemi di Jakarta cukup maksimal dengan penyediaan tempat tidur pasien di rumah sakit rujukan Covid-19, penyediaan laboratorium untuk mempercepat proses testing, dan sebagainya.

3 dari 4 halaman

2. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani mengaku prihatin atas penilaian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap penanganan Covid-19 di Jakarta. Ibu kota mendapatkan nilai E penanganan Covid-19, terburuk di antara seluruh daerah di Indonesia.

Menurutnya perlu ada faktor-faktor lain yang menjadi bahan pertimbangan Kementerian Kesehatan menilai penanganan pandemi pada sebuah daerah.

"Di Jakarta, kita tidak bisa hanya menilai dari angka penularannya, harus nilai dari segala sisi," ujar Zita, Jumat (28/5/2021).

Politikus PAN itu menyatakan bahwa kualitas respons tenaga kesehatan (nakes) di Ibu Kota dalam menangani Covid-19 sangat baik. Selain itu, persentase angka kesembuhan pasien Covid-19 di ibu kota terus meningkat, sementara angka kematian menurun.

Data per 27 Mei 2021, angka kesembuhan di ibu kota mencapai 95,7 persen, sedangkan angka kematian meninggalnya sebesar 1,7 persen. 

4 dari 4 halaman

3. Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono

Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono juga angkat suara terkait penilaian tersebut. Ia menganggap, indikator yang dipaparkan Kementerian Kesehatan tidak jelas.

Ia kemudian melancarkan kritik tentang level 4 yang disampaikan Kemenkes. Sama halnya dengan penilaian D atau E yang diberikan kepada beberapa provinsi, level 4 yang dijelaskan Dante pun dianggap tidak jelas indikatornya.

"Yang disampaikan oleh Wamenkes juga enggak jelas, apa sih level 4?" ujar Pandu heran.

 

Daffa Haiqal