Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pesan disampaikan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat meresmikan 25 kantor partai yang baru dibangun di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu 30 Mei 2021 secara daring.
Salah satunya dia mengingatkan kantor PDIP tak perlu berukuran besar karena yang terpenting adalah niatnya.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya resmikan kantor partai. Kantor partai tak usah terlalu besar, secukupnya saja. Tapi yang penting niat bahwa kantor partai itu merupakan rumah kita. Yakni rumah partai dan rumah rakyat. Alhamdulilah, sebagai ketua umum saya mengatakan ada 25 wilayah yang diresmikan kali ini," ujar Megawati Soekarnoputri, Minggu, 30 Mei 2021.
Advertisement
Selain itu, dirinya juga mengingatkan para kader tentang kewajiban menjadi petugas partai. Megawati menegaskan, tak boleh ada kader PDIP yang hanya menjual nama partai, namun ogah menjalankan tugas-tugasnya.
"Jangan hanya jual nama partai, hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja enggak mau," terang dia.
Dia pun meminta kader yang enggan menjadi petugas partai untuk segera mundur atau keluar dari PDIP.
Berikut sejumlah pesan yang disampaikan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kepada kadernya saat meresmikan 25 kantor baru PDIP di sejumlah wilayah Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beberkan Alasan PDIP Miliki Banyak Kantor
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan 25 kantor baru partainya yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, Minggu, 30 Mei 2021.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya resmikan kantor partai," kata Megawati yang meresmikan 25 kantor secara virtual.
"Kantor partai tak usah terlalu besar, secukupnya saja. Tapi yang penting niat bahwa kantor partai itu merupakan rumah kita. Yakni rumah partai dan rumah rakyat. Alhamdulilah, sebagai ketua umum saya mengatakan ada 25 wilayah yang diresmikan kali ini," lanjut dia.
Menurutnya, dengan peresmian kantor baru ini, PDIP bisa semakin bertambah dan makin maju. Dia menegaskan, dengan kehadiran kantor fisik tersebut, seluruh kader partai berlambang banteng bermoncong putih ini selalu bekerja dan bergiat untuk masyarakat.
"Saya ingin kantor itu agar para kader bersemangat dalam menjalankan ideologi. Sebab banyak masalah rakyat yang sampai sekarang belum selesai," ungkap Megawati.
Dia meyakini, dengan terus rapat dan bertemu, kader PDIP bisa menyelesaikan masalah rakyat. "Bayangkan jika tanpa itu, bagaimana kita bertemu? Padahal saya sudah instruksikan rapat partai harus selalu dilakukan berjenjang," kata Megawati.
Menurut dia, keberadaan kantor PDIP ini menunjukkan cara bergotong-royong.
"Bayangkan sekarang kita punya 50 lebih kantor, dari kita yang sebelumnya tak punya apa-apa," kata Megawati.
Advertisement
Ingatkan Kader Tak Perjualbelikan Aset Partai untuk Kepentingan Pribadi
Megawati kemudian mengingatkan seluruh kadernya agar tidak menjadikan 25 kantor yang baru saja diresmikan untuk kepentingan pribadi, apalagi menjadikannya sebagai hak milik pribadi.
"Siapa yang mempergunakan kantor itu sebagai hak milik, tolong, tolong DPP partai untuk melaporkan kepada saya," kata dia.
Ia menegaskan bahwa seluruh aset partai tidak boleh diperjualbelikan untuk kepentingan pribadi.
"Bahwa (aset) partai tidak boleh milik pribadi meskipun orang itu adalah anggota PDI Perjuangan, tapi harus milik partai. Tidak ada lagi aset partai yang diperjualbelikan untuk kepentingan masing-masing pribadi. Kalau ada yang mau menjual harus dimasukkan di dalam agenda kongres partai," terang dia.
Megawati mengingatkan, gedung baru harus digunakan untuk rapat partai, bukan untuk urusan lainnya.
"Ini adalah rumah rakyat, kalian jangan tidak rapat, lalu untuk apa bangun partai kalau tidak pernah rapat," tutur dia.
Minta Kader Turun di Desa
Megawati meminta kadernya untuk memberikan perhatian khusus untuk turun di desa. Hal ini terkait akan memasuki Bulan Bung Karno yang dimulai 1 Juni 2021 mendatang.
"Tema Bulan Bung Karno yang saya tetapkan adalah Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong untuk rakyat, desa maju, Indonesia kuat dan berdaulat. Tolong dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata dia.
Megawati ingin kadernya bisa bergerak dengan warga desa dan harus turun langung. Hal ini bisa memotiviasi bagi masyarakat bahwa di desa pun masih ada masa depan.
Satu hal yang dimintakan khusus oleh Megawati untuk diperhatikan adalah isu stunting atau gizi buruk. Baginya, sangat miris ketika di Indonesia sudah merdeka, masih banyak anak yang mengalami stunting.
"Masih banyak anak stunting, apa salahnya kita? Kenapa masih banyak anak anemia karena kurang gizi? Masa ibu-ibu tak tersentuh hatinya?" kata Megawati.
Megawati meminta agar kader partainya serius menjalankan penugasan Bulan Bung Karno untuk turun ke desa tersebut. Bahkan dia mengaku akan terus meminta laporan harian dari Sekjen Hasto Kristiyanto mengenai progres kegiatan di seluruh Indonesia.
"Saya sebagai ketua umum, bukan karena covid kemudian saya tidur saja deh, jadi autopilot saja partai ini. Tidak loh. Saya selalu tiap hari memanggil sekjen. Minggu juga bila perlu saya panggil dia. Untuk terus melihat apa gerak partai kita. Mana yang kurang, diperbaharui. Mana yang jalan, diberi semangat. Sehingga kita wajib terus berimajinasi untuk kemajuan rakyat," kata dia.
Advertisement
Ingatkan Kader Mau Jadi Petugas Partai
Lalu, Megawati mengingatkan kadernya, tentang kewajiban menjadi petugas partai. Dia menegaskan, tak boleh ada kader PDIP yang hanya menjual nama partai, namun ogah menjalankan tugas-tugasnya.
"Jangan hanya jual nama partai, hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja enggak mau," ujar Megawati.
Dia pun meminta kader yang enggan menjadi petugas partai untuk segera mundur atau keluar dari PDIP.
"Makanya lebih baik saya bolak-balik bilang. Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai, artinya jangan diberi tugas oleh partai, out begitu saja, mundur," kata Megawati.
Megawati menyinggung soal kadernya yang malas menjalankan tugas partai dan akhirnya dipecat.
"Jangan ada lagi orang yang kemarin toh. Saya cerita toh saya cerita ada kasus. Saya pecat nah baru dah, gelimpangan nggak jelas," katanya.
Ia menyebut mantan kadernya itu kemudian menyesal dan memohon agar bisa kembali menjadi kader PDIP, namun Mega menolak.
"Nangis-nangis minta dikembalikan, hey itu apa? Ini tidak, ini dan ini tidak jadi satu. Masa kan telat toh, telat mikir toh. Terang berkhianat sama partai ya out. Mau mundur apa out, gitu wae. Jangan sampai deh masa-masa sekarang ini ada yang seperti gitu lho. Akan saya omongi terus setiap kali, mengingatkan," terang Megawati.
Minta Kaum Perempuan Pikirkan soal Stunting
Megawati juga meminta kaum perempuan untuk memikirkan isu stunting atau anak kekurangan gizi yang masih dihadapi Indonesia.
Megawati juga akan meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma, untuk menemuinya demi membahas masalah tersebut.
"Ayo Mbak Risma yang kuat. Pokoknya nanti datang ya ketemu saya. Saya mau ketemu," kata Megawati.
Megawati bercerita soal adanya wilayah di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang memiliki anak-anak rawan stunting.
"Bayangin di Jakarta Pusat, di Cempaka Putih, ada tanah barangkali tidak sampai 500 meteran. Itu yang tinggal di situ keluarga yang hidup di bedeng-bedeng. Dengerin itu Mbak (Risma), ntar saya kasih lihat tempatnya. Coba bayangkan Mbak Risma, itu bedeng kerjaan itunya apa. Jadi jualan makanan di gerobak tapi anaknya ada tiga. Kalau ditanya kehidupannya, padahal itu orang daerah," terang Megawati.
Masalah ini menurutnya terkait juga dengan isu urbanisasi atau perpindahan masyarakat desa ke kota demi mencari penghidupan layak. Baginya, perlu dicari alasan sehingga masyarakat merasa tak bisa menghidupi diri jika tetap tinggal di desa.
"Maksud saya persoalan urbanisasi benernya piye ya? Sampai saya ngomong ke Pak Jokowi. Ini gimana kok pasti nyari makan di kota-kota besar," kata Megawati.
Advertisement
Harapkan Semuanya Dapat Lebih Bersyukur
Megawati pun sempat menceritakan kisahnya ketika pernah menjadi pengungsi bersama ibunya, Fatmawati pada saat Belanda masih menguasai Indonesia.
"Saya pernah ngungsi juga lho. Kalau inget, aku di Kali Code (Yogyakarta) situ sama ibu saya. Karena bapak saya dibuang ke Bangka," kata Megawati.
Mega mengisahkan, saat itu oleh Belanda, sang ibu disuruh tinggal di Istana Yogyakarta dan meminta biaya hidup kepada Sultan Hamengku Buwono IX.
"Disuruh Belanda ibu saya itu tinggal di Istana Yogya, ibu saya mana mau. Marah ibu. Jadilah ngungsi dicarikan tempat di Kali Code," ungkap Megawati.
Megawati mengingat, saat kecil, dia belum banyak memahami soal hidup. Sehingga saat itu dia merasa heran karena tak pernah diberi makan ayam kesukaannya.
Megawati menceritakan hal itu agar semua bisa memahami nikmatnya negara yang merdeka, seperti Indonesia saat ini. Tidak seperti saat dirinya kecil, di mana penjajah Belanda masih berkuasa.
"Jadi tahu arti merdeka itu opo? Yang ada dulu perbudakan. Jangan lupa lho. Jadi kita harus selalu ingat sejarah kita agar semangat kita selalu muncul. Kita ini berjuang untuk anak cucu kita," pungkas Megawati.
(Cinta Islamiwati)
Panas Dingin Hubungan Megawati-Surya Paloh
Advertisement