Liputan6.com, Jakarta Penyelidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al Rasyid mengungkap bahwa Ketua KPK Komjen Firli Bahuri ngotot melantik 1.271 pegawai lembaga antirasuah menjadi aparatur sipil negara (ASN). Padahal, hampir sebagian pegawai yang lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) meminta penundaan pelantikan.
Menurut Harun, dua pimpinan KPK, yakni Nurul Ghufron (NG) dan Alexander Marwata (AM) sempat meminta pelantikan ditunda hingga polemik TWK selesai. Namun menurut Harun, Firli Bahuri ngotot melaksakan pelantikan pada hari ini, Senin (1/6/2021).
Baca Juga
"Teman-teman yang memenuhi syarat (sekitar 600 orang) juga sudah mengajukan untuk menunda pelantikan tersebut. Dua pimpinan KPK (NG dan AM) berdasarkan cerita ke kami juga sudah ngotot untuk tidak melantik terburu-buru sampai persoalan dan polemik TWK ini selesai, tapi Firli Bahuri tetap tak bergeming," ujar Harun kepada Liputan6.com, Senin (1/6/2021).
Advertisement
Menurut Harun, tindakan Firli itu menandakan telah hilangnya kolektif kolegial pada pimpinan KPK. Harun merupakan satu dari 75 pegawai yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Jadi sebenarnya sudah tidak ada kolektif kolegial di tubuh pimpinan KPK," kata Harun.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Alihkan Fokus 75 Pegawai dinonaktif
Senada dengan Harun, penyidik senior KPK Novel Baswedan juga mengungkap ngototnya Firli Bahuri melantik para pegawai KPK. Atas dasar itu, Novel menduga Firli Bahuri memiliki kepentingan lain dengan dilantiknya para pegawai.
"Setahu saya yang memaksakan diri untuk dilakukan pelantikan pada hari ini adalah Pak Firli Bahuri. Hal ini menambah keyakinan bahwa ada suatu kepentingan Firli Bahuri untuk menyingkirkan 75 pegawai KPK yang bekerja baik," kata Novel kepada Liputan6.com, Selasa (1/6/2021).
Novel menduga tindakan Firli melantik 1.271 pegawai lulus TWK ini untuk membuat 75 pegawai tak lulus TWK putus asa. Novel yang termasuk dalam 75 pegawai ini menyatakan tidak akan ada keputusasaan dalam diri 75 pegawai.
"Tapi saya yakin tidak terjadi demikian, karena komitmen kawan-kawan (75 orang) ini benar-benar untuk menjaga harapan agar tetap bisa berbuat dalam upaya memberantas korupsi, walaupun dihadang dengan sedemikian rupa," kata Novel.
Advertisement