Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan perkembangan terkini zonasi wilayah corona. Zona merah dan oranye Covid-19 pada pekan ini meningkat imbas banyaknya masyarakat yang tetap nekat mudik Lebaran 2021.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, jumlah zona merah bertambah tiga dan zona oranye bertambah hingga 20 wilayah pada pekan ini, terhitung sejak 27 Juni 2021 hingga 3 Mei 2021.
“Terjadi kenaikan jumlah kabupaten/kota di zona merah. Dari 10 menjadi 13. Kenaikan ini diikuti zona oranye. Dari 302 menjadi 322 kabupaten/ kota,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat (4/6/2021).
Advertisement
Karena zona merah dan zona oranye meningkat, akibatnya jumlah zona kuning atau zona risiko rendah menurun dari semula 194 menjadi 171 kabupaten/kota.
"Ini adalah perkembangan yang tidak diharapkan,” katanya.
Bertambahnya jumlah zona merah ini dikontribusi dari 9 kabupaten/kota yang menyumbangkan kasus positif terbanyak pekan ini.
Sembilan kabupaten/kota yang berpindah ke zona merah adalah Bengkulu Utara, Kota Solok, Pasaman Barat, Solok, Kota Prabumulih, Dairi, Kota Batam, Melawi, dan Kudus. Perpindahan ini didominasi oleh kabupaten/kota dari Pulau Sumatera.
Wiku pun mewanti-wanti sembilan pemerintah daerah tersebut untuk memperbaiki penanganan Covid-19. Dia juga meminta Pemda untuk memantau zona risiko di daerahnya masing-masing secara berkala.
"Mohon kepada seluruh kepala daerah khususnya di daerah yang memiliki tren peningkatan kasus agar meningkatkan langkah penanganan," pintanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kasus di Kudus Meningkat 30 Kali Lipat
Wiku berharap, kesembilan kepala daerah itu betul-betul melaksanakan arahannya. Dia tidak ingin, peta zonasi yang dikeluarkan Satgas Covid-19 setiap minggunya tidak dijadikan acuan dalam membuat kebijakan ataupun tidak dijadikan sebagai bahan evaluasi penanganan Covid-19 di daerahnya.
"Zonasi risiko ini bukan sekadar zonasi yang bisa diabaikan dan dianggap enteng," tegas Wiku.
Diketahui bahwa ada satu wilayah yang masuk ke dalam zona merah dan menjadi sorotan Satgas Covid-19. Satu wilayah yang dimaksud yaitu Kabupaten Kudus.
Wiku mengungkapkan bahwa kenaikan kasus di Kudus disebabkan oleh ziarah kubur serta tradisi kupatan yang dilakukan masyarakat seminggu setelah lebaran. Wiku mengatakan, masyarakat Kudus berkerumun saat ziarah dan saat mengikuti tradisi kupatan.
"Di Kudus itu kasusnya naik 30 kali lipat. data terakhir, dari 26 kasus jadi 926 ini karena ziarah kubur dan kupatan,” tutup Wiku.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Merdeka.com
Advertisement