Liputan6.com, Jakarta - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pada Minggu, 6 Juni 2021 meresmikan patung Presiden Pertama RI Bung Karno di depan gedung utama Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Patung ayahanda Megawati Soekarnoputri itu terinspirasi dari peristiwa peringatan pertama TNI pada 5 Oktober 1946.
Saat meresmikan, Megawati yang mewakili keluarga besar Bung Karno menyampaikan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Prabowo.
Advertisement
"Menteri Pertahanan dan sekaligus sahabat saya atas peresmian patung Bung Karno ini," kata Megawati.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PDIP itu bercerita secara khusus mengenai kisah di balik Bung Karno naik di atas kuda yang hanya terjadi sekali dalam hidupnya yakni pada peryaan hari jadi TNI pada 5 Oktober 1946. Megawati mengaku mendengar kisah tersebut dari ibundanya, Ibu Negara Fatmawati Soekarno.
"Saya dengar ceritanya dari ibu saya, waktu itu sangat panik. Karena seperti apa yang dikatakan, (Bung Karno) tidak tahu bagaimana menunggang kuda," kata Megawati.
Sementara itu, sebelum peresmian, Menhan Prabowo sempat menjelaskan, Bung Karno bukan saja Presiden Indonesia pertama, namun juga proklamator kemerdekaan sekaligus penggagas ideologi yang persatukan bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa pehlawannya," ujar Prabowo pada peresmian virtual.
Berikut 5 pernyataan yang disampaikan Megawati Soekarnoputri dan Menhan Prabowo Subianto saat meresmikan patung Presiden Pertama RI Bung Karno dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prabowo Sebut Sukarno Bukan Hanya Proklamator
Sebelum peresmian, Menhan Prabowo menjelaskan, Sukarno atau Bung Karno bukan saja Presiden Indonesia pertama, namun juga proklamator kemerdekaan sekaligus penggagas ideologi yang persatukan bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa pehlawannya," ujar Prabowo pada peresmian virtual, Minggu, 6 Juni 2021.
Prabowo menyebut patung tersebut adalah bentuk penghormatan, bukan pengultusan individu. Dia menilai generasi muda harus tahu asal mula dari Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Ini bukan bagian dari kultus individu, bukan memuja-muja sejarah masa lalu, tapi ini adalah pewarisan nilai-nilai kebangsaan. Generasi muda harus mengerti dan sadar darimana kita berasal, kita tak serta merta mendapat hadiah kemerdekaan, namun kemerdekaan itu direbut dengan darah, keringat, dan air mata," kata Prabowo.
Advertisement
Jelaskan Inspirasi Patung
Prabowo lalu menjelaskan patung Sukarno terinspirasi dari kejadian di 5 Oktober 1946. Saat itu, sebagai panglima tertinggi angkatan perang, Bung Karno menjadi inspektur upacara.
Para pemimpin tentara saat itu meminta Bung Karno melakukan inspeksi pasukan dengan naik kuda.
Prabowo berharap nilai-nilai yang diajarkan Bung Karno bertahan dan terus dipertahankan Bangsa Indonesia.
"Marilah bersama berjuang agar nilai-nilai beliau tetap akan bertahan dan dipertahankan seluruh generasi penerus di hari dan tahun yang akan datang. Semoga cita-cita beliau terwujud, Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, dihormati seluruh bangsa di dunia, dan rakyat Indonesia meraih kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan," kata dia.
Ucapan Terima Kasih Megawati Untuk Sahabat
Sementara itu, Megawati yang mewakili keluarga besar Bung Karno menyampaikan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Prabowo.
Dalam kesempatan itu pula, Megawati menyebut Prabowo sebagai sahabatnya.
"Atas nama pribadi dan keluarga Bung Karno, saya mengucapkan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Bapak Prabowo, Menteri Pertahanan Republik Indonesia dan sekaligus sahabat saya, atas peresmian patung Bung Karno ini," kata Megawati.
Advertisement
Ceritakan Kisah Khusus Di Balik Sukarno Berkuda
Pada sambutannya, Megawati yang juga Ketua Umum PDIP itu, bercerita secara khusus mengenai kisah dibalik Bung Karno naik di atas kuda yang hanya terjadi sekali dalam hidupnya yakni pada peryaan hari jadi TNI pada 5 Oktober 1946.
Megawati mendengar kisah itu dari ibundanya, Ibu Negara Fatmawati Soekarno.
"Saya dengar ceritanya dari ibu saya, waktu itu sangat panik. Karena seperti apa yang dikatakan, (Bung Karno) tidak tahu bagaimana menunggang kuda," kata Megawati.
"Karena sebagai presiden pada waktu itu, ini menurut cerita ibu saya, maka beliau minta untuk dicarikan kuda yang jinak. Saya tak tak dapat membayangkan mendengar cerita ibu saya itu, bagaimana seorang panglima tertinggi kudanya itu jinak. Tentunya, seharusnya (kudanya) garang ya," lanjut dia.
Megawati melanjutkan, setelah Bung Karno akhirnya bisa menunggang kuda, maka sang ayah akhirnya melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan prajurit TNI. Dan itu terjadi dalam sebuah peringatan ulang tahun angkatan perang republik.
"Disebut Angkatan Perang pada waktu itu dan sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia," kata Megawati.
Megawati Ingatkan Generasi Muda TNI
Megawati kemudian mengingatkan generasi muda prajurit TNI agar tak melupakan strategi perang gerilya.
Menurutnya, peresmian itu juga mengingatkan bagaimana Bung Karno membangun TNI agar menjadi kekuatan pertahanan yang sangat disegani karena kesatupaduan dengan rakyat.
"Saya selalu diingatkan ayah saya, betapa pentingnya generasi militer itu mengingat strategi perang gerilya," kata Megawati.
Karena itulah, saat dirinya sendiri menjabat sebagai presiden, dia selalu mengingatkan Panglima TNI agar memastikan di kurikulum pendidikan prajurit, selalu harus memasukkan strategi perang gerilya kita.
"Bila dibayangkan dengan bambu runcing dan bantuan rakyat, dapat merebut kemerdekaan kita, hingga sampai sekarang ini kita diakui sebagai sebuah bangsa merdeka," kata Megawati.
Megawati juga meminta agar jangan pernah dilupakan. Bahwa UUD 1945 juga mengamanatkan bahwa pembangunan keamanan dan pertahanan Indonesia bukan untuk melakukan sebuah penjajahan.
"Tetapi kita justru sebagai bangsa Indonesia selalu menjaga perdamaian dunia," tegas Megawati.
Advertisement