Sukses

Update Rabu 9 Juni 2021: 1.877.050 Positif Covid-19, Sembuh 1.723.253, Meninggal 52.162

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa 8 Juni 2021, pukul 14.00 WIB hingga hari ini pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Kembali dilaporkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia.

Berdasarkan data pada Rabu (9/6/2021), terdapat penambahan 7.725 orang dinyatakan positif Covid-19.

Sehingga di Indonesia total akumulatifnya sampai saat ini sebanyak 1.877.050 terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Untuk penambahan kasus sembuh pada hari ini ada 5.883 orang. Hingga saat ini, total akumulatif menjadi 1.723.253 pasien sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu bertambah pula 170 kasus meninggal dunia pada hari ini. Total akumulatifnya sebanyak 52.162 orang di Indonesia meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 hingga kini.

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Selasa 8 Juni 2021, pukul 14.00 WIB hingga hari ini pada jam yang sama.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Penjelasan Pakar Unair soal 4 Jenis Mutasi Covid-19 di Indonesia

Ahli Biomolekular Universitas Airlangga Surabaya Ni Nyoman Tri Puspaningsih menjelaskan proses terjadinya empat mutasi atau varian baru virus SarCov-2 atau Covid-19 yang sudah masuk di Indonesia.

Mutasi atau varian baru Covid-19 tersebut meliputi varian Afrika Selatan, Inggris, India, dan Amerika Serikat.

"Virus SarCov-2 atau yang kita kenal sebagai virus corona atau Covid-19 merupakan virus berbasis RNA yang bersifat single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi," kata Prof. Nyoman di Surabaya, Selasa, 8 Juni 2021.

Wakil Rektor Unair Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development itu mengatakan terdapat empat macam protein struktural pada Sars-Cov2 yang salah satunya berperan penting pada pengikatan virus dengan sel inang manusia, yaitu protein spike. Tiga protein struktural lainnya adalah protein membran, envelope, dan nucleoprotein, dilansir dari Antara.

Protein spike merupakan jenis yang paling menjadi perhatian saat virus bermutasi karena memiliki Receptor Binding Domain (RBD) yang berperan mengikat ACE2 pada sel inang manusia.

"Karena virus ini merupakan RNA virus, maka mudah beradaptasi untuk tetap terus hidup. Setiap usaha untuk meningkatkan kemampuan menempel di sel inang itulah virus mutasi dengan mengubah urutan basa nukleotida pada kodon penyandi asam amino, sehingga terjadi perubahan asam amino yang berdampak pada perubahan interaksi antara virus dan sel inangnya," katanya.

Protein spike Virus SarCov-2 ini memiliki sebanyak 1.273 asam amino, dengan rentang lokasi asam amino sekitar 300-570 merupakan daerah RBD yang berperan menempel di sel inang.

Bagian spike lainnya yang juga penting adalah Furin Cleavage Site (FCS) di rentang lokasi sekitar 670-690. Daerah FCS merupakan daerah yang dikenali oleh furin sel manusia yang memotong bagian di antara S1 dan S2 spike, dan memudahkan genetik material sel virus masuk ke dalam sel inangnya.

"Karena ada dua daerah di spike yang berfungsi mengikat ACE2 dan melepaskan genetic material virus ke sel inang, maka infeksi bisa terjadi. Kita berfokus pada dua daerah itu karena kedua tempat itulah merupakan kunci utama proses infeksi dan menjadi perhatian jika terjadi perubahan asam amino karena mutasi," tuturnya.

Dari penelitian yang dilakukan oleh tim Unair, Nyoman menyampaikan bahwa perubahan asam amino dari Aspartan D menjadi Glisin (G) pada lokasi 614 di triwulan pertama 2020.

Mutasi tersebut yang saat ini sudah mencapai hampir 98 persen dari global infected person maka asumsi peneliti, point mutation tersebut yang memicu percepatan munculnya varian-varian baru saat ini yang sudah mencapai enam varian memasuki semester pertama 2021.

"Kalau ada mutasi di daerah RBD dan atau FCS yang menyebabkan interaksi antara virus dan sel inang manusia semakin kuat, maka infectivitas akan juga semakin meningkat. Namun dampak mutasi terhadap peningkatan keganasan atau kematian belum dapat dibuktikan," ujarnya.

Prof. Nyoman menegaskan bahwa mutasi tersebut adalah bentuk adaptif dari Covid-19 untuk semakin bertahan.

"Oleh karena itu, masyarakat harus tetap menaati protokol kesehatan walau sudah divaksin selama herd immunity belum tercapai," jelas dia.

 

3 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

4 dari 4 halaman

Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran