Sukses

2 Ormas Bentrok di Depan Polres Bekasi, Dipicu Utang Piutang

Dua organisasi kemasyarakatan (ormas) terlibat bentrok di depan Polres Metro Bekasi Kota, Rabu dini hari (9/6/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Dua organisasi kemasyarakatan (ormas) terlibat bentrok di depan Polres Metro Bekasi Kota, Rabu dini hari (9/6/2021). Aksi bentrokan terekam oleh kamera warga dan viral di media sosial.

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, kedua ormas yang bentrok berasal dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) dan Gerakan Masyarakat Aqidah (Gempa). Bentrokan dipicu masalah utang piutang yang dialami seorang wanita berinisial I.

"Itu berawal dari utang piutang saudari I kepada koperasi yang mungkin dimiliki perorangan atau dimiliki PBB," kata Alfian.

Menurutnya, kala itu I meminjam kepada koperasi sebesar Rp 3,5 juta. Namun uang yang diterima I dipotong pihak koperasi sebesar Rp 300 ribu, sehingga ia hanya menerima bersih Rp 3,2 juta.

Selanjutnya I diminta oleh pihak koperasi untuk membayar angsuran pinjaman sebesar Rp 700 ribu, dengan tenor 7 kali angsuran. Sehingga total pinjaman yang harus dikembalikan I sebesar Rp 4,9 juta.

"Dia (I) merasa kesulitan melunasi, dan akhirnya dia minta bantuan dari ormas Gempa," ujar Alfian.

Kedua ormas lalu sepakat bertemu untuk mencari jalan keluar, namun tak membuahkan hasil. Sebaliknya, pembahasan justru berujung bentrok hingga terjadi penganiayaan terhadap tiga orang anggota PBB.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Amankan 26 Orang

Ormas PBB lantas melaporkan penganiayaan tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota, yang kemudian disusul oleh ormas Gempa yang sebenarnya ingin mediasi.

Situasi pun sempat memanas di Polres Metro Bekasi Kota. Diawali adu mulut dan saling dorong, kedua ormas akhirnya kembali bentrok sehingga petugas terpaksa turun tangan.

"Ternyata di situ sudah terjadi massa besar, terjadilah kecekcokan, salah paham itu yang terjadi," papar Alfian.

Polisi kemudian mengamankan puluhan anggota ormas berikut kayu dan senjata tajam yang digunakan dalam bentrokan.

"Kita sudah amankan 26 yang dari Gempa untuk kita lakukan penyelidikan. Korban ada tiga orang dari PBB," tandas Alfian.