Sukses

Kejagung Periksa Pelatih Atlet dan Kabag Keuangan KONI Terkait Kasus Korupsi Dana Hibah

Leonard menjelaskan pemeriksaan dua saksi tersebut dilakukan untuk kepentingan penyidik menemukan fakta hukum dalam kasus korupsi yang terjadi di tahun 2017 tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Tim (Jampidsus) Kejaksaan Agung memeriksa dua orang saksi terkait perkara dugaan korupsi bantuan dana pemerintah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) Tahun Anggaran 2017.

"Saksi yang diperiksa antara lain, RS selaku Pelatih Olahraga Panjat Tebing. Saksi diperiksa terkait penyalahgunaan dana KONI Pusat. Dan EP selaku Kepala Bagian Keuangan pada KONI Pusat. Saksi diperiksa terkait penyalahgunaan dana KONI Pusat," sebut Kapuspenkum Leonard Eben Ezer Simanjuntak, dalam keteranganya, Kamis (10/5/2021).

Leonard menjelaskan pemeriksaan dua saksi tersebut dilakukan untuk kepentingan penyidik menemukan fakta hukum dalam kasus korupsi yang terjadi di tahun 2017 tersebut.

"Kedua saksi diminta keterangan yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri guna menemukan fakta hukum tentang tindak pidana korupsi yang terjadi kepada KONI Pusat pada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Tahun Anggaran 2017," sebutnya.

Untuk diketahui dalam perkara ini, turut menyeret mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Dia dinyatakan terbukti menerima suap senilai Rp 11,5 miliar dan gratifikasi sebesar Rp 8,348 miliar dari sejumlah pejabat Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Sehingga dalam putusan majelis kasasi di MA RI pada 15 Maret 2021 telah memutuskan untuk menjatuhkan pidana kepada Imam Nahrawi dengan pidana penjara selama 7 tahun dan denda sebesar Rp 400 juta subsider 6 bulan kurungan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Terbukti Terima Suap

Sedangkan pada dakwaan pertama, Imam Nahrawi bersama bekas asisten pribadinya, Miftahul Ulum, dinilai terbukti menerima uang seluruhnya berjumlah Rp 11,5 miliar dari Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ending Fuad Hamidy dan Bendahara Umum KONI Johnny E Awuy.

Tujuan pemberian suap itu adalah untuk mempercepat proses persetujuan dan pencairan bantuan dana hibah yang diajukan oleh KONI Pusat kepada Kemenpora tahun kegiatan 2018.

Selanjutnya dalam dakwaan kedua, Imam Nahrawi bersama-sama Ulum didakwa menerima gratifikasi senilai total Rp 8,35 miliar yang berasal dari sejumlah pihak.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka