Baru saja bangkit dari keterpurukan akibat serangkaian aksi massa dalam menurunkan rezim Hosni Mubarak, Mesir kembali bergejolak. Konflik terjadi di pemerintahan baru Presiden terpilih Mesir Mohamed Morsi.
Demonstrasi terjadi di beberapa kota di seluruh Mesir setelah Morsi menandatangani sebuah dekrit kontroversial pada Jumat 23 November 2012. Isi dekrit itu tentang perluasaan kekuasaan Morsi yang dianggap penting untuk menangani berbagai masalah di negara tersebut. Hal itu justru dianggap sebagai salah satu jalan pengesahan kekuasaan mutlak Morsi. Akibatnya, Mesir dikhawatirkan akan kembali pada era Mubarak.
Polisi berusaha membubarkan masa di depan Istana Presiden Mesir dengan menggunakan gas air mata. Media Al Arabiya melaporkan, setidaknya 140 orang telah terluka dalam bentrokan antara pendukung dan pihak oposisi Morsi.
"Saya menyaksikan taktik polisi dalam menangani massa. Petugas menggunakan banyak gas air mata dan melemparkan batu kepada demonstran dari atas gedung. Saya juga melihat bom molotov yang dilemparkan," kata seorang jurnalis kepada AFP, Sabtu (24/11/2012).
Sementara itu, Morsi berusaha menengkan rakyat Mesir dengan berpidato di depan istana kepresidenan di Kairo, Mesir. Ia mengatakan tidak akan menggunakan undang-undang karena alasan pribadi atau untuk balas dendam. Ia melakukan pengesahan dekrit itu untuk mencapai stabilitas politik, sosial, dan ekonomi. Lebih jauh lagi, ia ingin memastikan independensi otoritas eksekutif, legislatif dan yudikatif di pemerintahan yang dipimpinnya.(DES)
Demonstrasi terjadi di beberapa kota di seluruh Mesir setelah Morsi menandatangani sebuah dekrit kontroversial pada Jumat 23 November 2012. Isi dekrit itu tentang perluasaan kekuasaan Morsi yang dianggap penting untuk menangani berbagai masalah di negara tersebut. Hal itu justru dianggap sebagai salah satu jalan pengesahan kekuasaan mutlak Morsi. Akibatnya, Mesir dikhawatirkan akan kembali pada era Mubarak.
Polisi berusaha membubarkan masa di depan Istana Presiden Mesir dengan menggunakan gas air mata. Media Al Arabiya melaporkan, setidaknya 140 orang telah terluka dalam bentrokan antara pendukung dan pihak oposisi Morsi.
"Saya menyaksikan taktik polisi dalam menangani massa. Petugas menggunakan banyak gas air mata dan melemparkan batu kepada demonstran dari atas gedung. Saya juga melihat bom molotov yang dilemparkan," kata seorang jurnalis kepada AFP, Sabtu (24/11/2012).
Sementara itu, Morsi berusaha menengkan rakyat Mesir dengan berpidato di depan istana kepresidenan di Kairo, Mesir. Ia mengatakan tidak akan menggunakan undang-undang karena alasan pribadi atau untuk balas dendam. Ia melakukan pengesahan dekrit itu untuk mencapai stabilitas politik, sosial, dan ekonomi. Lebih jauh lagi, ia ingin memastikan independensi otoritas eksekutif, legislatif dan yudikatif di pemerintahan yang dipimpinnya.(DES)