Sukses

Pemerintah Belum Bisa Deteksi Seluruh Kasus Varian Baru Covid-19

Angka kasus Covid-19 di Indonesia bertambah seiring dengan penularan varian baru dari penyakit yang diakibatkan oleh Virus Corona itu.

Liputan6.com, Jakarta - Angka kasus Covid-19 di Indonesia bertambah seiring dengan penularan varian baru dari penyakit yang diakibatkan oleh Virus Corona itu. 

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengakui, pemerintah belum bisa mendeteksi seluruh kasus varian baru di Tanah Air.

Menurut dia, hal ini disebabkan oleh whole genome sequencing (WGS) belum bisa dilakukan di seluruh wilayah.

"Perlu diketahui bahwa whole genome sequencing atau surveilans terhadap itu memang belum cukup meng-cover seluruh wilayah Indonesia dan juga belum dilakukan secara detail penelusuran asal dari virus ini kemudian menyebar ke mana," kata Wiku, Rabu (16/6/2021).

Dia menyebut, untuk mendeteksi seluruh sebaran kasus varian Covid-19 membutuhkan sampel yang lebih banyak. Sementara jumlah laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan whole genome sequencing di Indonesia baru 17.

"Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, mulai dari masuk sampai dengan ke dalam tempat tertentu. Tentunya perlu penelitian lebih lanjut. Pada saat sekarang kita belum bisa menjelaskan tentang itu karena prosesnya masih panjang," jelas Wiku.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Temuan Sementara

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan, menemukan 145 kasus varian baru Covid-19 di 12 provinsi. Temuan 145 kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisis terhadap 1.989 sekuens genom virus SARS-CoV-2.

Dari temuan 145 kasus varian Covid-19, sebaran terbanyak ada di Jawa Tengah mencapai 76. Kemudian disusul DKI Jakarta 48, Sumatera Selatan 4, Kalimantan Timur 3, Kalimantan Tengah 3, Jawa Timur 3, Jawa Barat 2, Sumatera Utara 2, Kalimantan Selatan 1, Bali 1, Riau 1 dan Kepulauan Riau 1.

Jika dilihat dari varian Covid-19 yang paling mendominasi adalah B16172 Delta, mencapai 104 kasus. Varian ini paling banyak ditemukan di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Sementara varian B117 Alfa sebanyak 36 kasus, ditemukan paling banyak di DKI Jakarta. Adapun varian B1351 Beta sebanyak 5 kasus, ditemukan paling dominan juga di DKI Jakarta.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka