Liputan6.com, Jakarta Rapat Panitia Kerja Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Prioritas Anggaran RAPBN Tahun 2022 baru saja digelar, Rabu (16/6/2021). Dalam rapat tersebut, Edhie Baskoro Yudhoyono, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, menyampaikan beberapa pandangannya.
Disampaikan Ibas, beban utang yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi menjadi side effect merupakan dua dampak akibat kondisi ketidakpastian ekonomi di tengah pandemi saat ini.
Baca Juga
Selain dua masalah utama tersebut, muncul pula masalah ekonomi lain seperti peningkatan kemiskinan, pengangguran, serta rasio gini di Indonesia. Sehubungan dengan ini, perluasan target penerima manfaat dan peningkatan indeks bantuan perlu ditingkatkan.
Advertisement
"Perluasan target penerima manfaat dan peningkatan indeks bantuan kemudian diperlukan untuk masyarakat miskin dan rentan miskin untuk dapat mempertahankan kehidupan dan penghidupan mereka di masa penuh ketidakpastian ini," terang Ibas.
Penyusunan RKP dan Prioritas Anggaran RAPBN 2022 memiliki nilai strategis bagi pembangunan ekonomi nasional. Sebab, RKP dan RAPBN 2022 merupakan APBN transisi untuk kembali rebound dan kembali membawa defisit di bawah 3% terhadap PDB dan pada APBN 2023. Terkait hal ini, Ibas menerangkan bahwa trendline positif sangat diperlukan untuk mencapai target yang diharapkan.
"Namun, perlu kami ingatkan bahwa fondasi paling awal dari pemulihan ekonomi adalah pengendalian Covid-19. Percepatan belanja pemerintah terutama berbagai bentuk bantuan sosial, program padat karya, serta mendorong belanja masyarakat untuk membangkitkan geliat pertumbuhan ekonomi. Demand side harus diperbesar, karena ekonomi kita akan bertumbuh jika konsumsi berjalan," tambahnya.
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI ini juga menyampaikan beberapa poin penting yang harus diterapkan dalam RKP dan Prioritas Anggaran RAPBN 2022.
"Penyusunan RKP dan Prioritas Anggaran di tahun 2022 tidak hanya sekadar baik secara konseptual, tetapi secara implementatif juga harus mampu menjadi acuan serta panduan yang efektif dan tepat sasaran dalam menentukan arah dan tujuan kebijakan pembangunan nasional di tahun 2022. RKP juga hendaknya mampu mengintegrasikan program kerja antar kementerian/lembaga sekaligus menghubungkan pembangunan yang dilakukan, baik ditingkat pusat maupun daerah," beber Ibas.
Selain itu, Ibas juga menekankan bahwa penyusunan RKP dan Prioritas Anggaran RAPBN 2022 juga harus mengutamakan prinsip inklusivitas. Pemulihan ekonomi yang digagas dalam RKP harus senantiasa mengedepankan keterpaduan dan keberlanjutan (sustainability) agar output dan outcome yang ingin dicapai dapat terukur, tepat sasaran, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Perlu kita ingat bahwa kebijakan yang tertuang dalam RKP 2022 merupakan sebuah keberlanjutan dari proses pembangunan yang sudah disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020--2024. Oleh karena itulah, penyusunan RKP dan Prioritas Anggaran RAPBN 2022 tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus pula selaras dengan kondisi ekonomi makro dan Kebijakan Fiskal di tahun 2022," jelasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jangan Sampai Mangkrak
Terkait tema RKP 2020 yang mengusung "Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural", Ibas berharap tema ini dapat menjawab tantangan yang sedang dihadapi dalam proses pemulihan ekonomi akibat pandemi.
"RKP 2022 hendaknya mencerminkan kuatnya upaya Pemerintah untuk melanjutkan program pemantapan pemulihan ekonomi nasional, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial yang bersifat inklusif untuk menyalurkan subsidi tepat sasaran dan tepat guna berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial, mendorong pemulihan dunia usaha khususnya usaha Ultra Mikro dan UMKM, serta program Pro-Rakyat yang mengangkat kehidupan masyarakat," imbaunya.
Sebagai penutup, Ibas juga mengingatkan agar program prioritas pembangunan tetap berjalan dan jangan sampai mangkrak.
"Kami berharap program prioritas pembangunan yang memiliki nilai tambah ekonomi tinggi tidak boleh sampai terhenti atau mangkrak, tetapi tetap dilanjutkan dengan memperhatikan aspek lingkungan, teknologi, kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, Kami berharap prioritas anggaran tahun 2022 bisa semakin efektif dan tepat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutupnya.
Â
Advertisement