Sukses

Nadiem Makarim: Pada Dasarnya Tak Ada Anak Malas atau Tidak Bisa

Nadiem menjelaskan, Merdeka Belajar pada dasarnya memiliki esensi memberikan kebebasan kepada anak untuk menggeluti bidang yang mereka sukai.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku heran dengan sejumlah persepsi di kalangan orangtua soal esensi Merdeka Belajar.

Pasalnya menurut Nadiem, tak sedikit orangtua yang menganggap bahwa Merdeka Belajar adalah memberikan kebebasan bagi anak untuk belajar atau tidak belajar. Padahal semangat Merdeka Belajar jauh dari itu.

Menurut Nadiem, Merdeka Belajar pada dasarnya memiliki esensi memberikan kebebasan kepada anak untuk menggeluti bidang yang mereka sukai. Ia mencontohkan, dalam satu keluarga ada dua orang anak, salah satu tertarik dengan sastra dan seni, sedangkan saudaranya tertarik dengan teknologi dan komputer.

"Kita sebagai orangtua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni untuk belajar secara mendalam bidang lain. Dan sebaliknya, menurut saya setiap anak pada dasarnya punya rasa ingin tahu, punya keinginan untuk belajar. Jadi tidak ada anak pemalas atau anak yang tidak bisa," ucap Nadiem dalam sebuah acara yang disiarkan kanal Youtube KEMENDIKBUD, Kamis (24/6/2021).

Nadiem menerangkan, yang terjadi selama ini banyak anak-anak tak diberikan keleluasaan untuk memilih belajar hal yang menarik sesuai dengan gairahnya.

"Di situlah Merdeka Belajar hadir sebagai solusi. Kebijakan ini dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar, agar nantinya mereka bisa menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Dorong Guru Rancang Metode Belajar

Mantan Bos Gojek Indonesia itu juga mendorong para guru agar dalam menjalankan konsep Merdeka Belajar dapat secara aktif merancang metode belajar berbasis proyek. Utamanya yang dapat memicu kreativitas peserta didik.

"Sedangkan untuk mahasiswa, mereka sekarang mendapatkan hak untuk belajar di luar prodi dan di luar kampus untuk mengikuti program Kampus Merdeka seperti magang di industri dan industri yang kelas dunia, pertukaran pelajar, maupun mengajar di sekolah-sekolah kawasan 3T," pungkasnya.